Jakarta, Gizmologi – CEO Facebook Mark Zuckerberg, membantah tudingan mantan karyawannya yang menyebutkan jika perusahaannya memcari keuntungan dengan melegalkan konten misinformasi dan hate speech. Dirinya menegaskan tudingan tersebut tidak benar dan keliru.
Sebelumnya, mantan manajer produk Facebook Frances Haugen bersaksi di depan kongress terkait temuan dokumen internal yang diberikannya kepada The Wall Street Journal. Dalam dokumen tersebut mengungkapkan bahwa Facebook telah membohongi publik terkait upayanya melawan hate speech alias ujaran kebencian.
Bahkan perusahaan menyebut telah membuat kemajuan signifikan melawan ujaran kebencian namun kenyataannya justru sebaliknya. Termasuk pengoptimalan produk dan menggunakan algoritma yang menunjukkan ujaran kebencian tersebar di dalam platformnya untuk meraih keuntungan.
“Argumen bahwa kami dengan sengaja mendorong konten yang membuat orang marah demi keuntungan sangat tidak masuk akal,” tulis Zuckerberg dalam memo yang diunggahnya kepada karyawan Facebook, seperti dikutip Reuters, Rabu (6/10/2021).
Zuckerberg juga menegaskan bahwa pihaknya memperoleh pendapatan dari iklan. Dan pengiklan secara konsisten memberitahukan pihak Facebook bahwa mereka tidak ingin iklan berdampingan dengan konten berbahaya atau memicu kemarahan publik.
“Saya tidak tahu perusahaan teknologi mana pun yang membuat produk yang membuat orang marah atau tertekan. Insentif moral, bisnis, dan produk semuanya mengarah ke arah yang berlawanan.”
Di sisi lain, Bos Facebook itu juga membantah klaim Haugen terkait perubahaan News Feed pada tahun 2018 tidak mendorong pembagian konten kebencian dan pemecah belah. Menurutnya perubahan itu ditujukan untuk memprioritaskan hal yang disebut Facebook sebagai interaksi sosial bermakna.
Whistleblower Mantan Karyawan Facebook
Perlu diketahui, Frances Haugen merupakan mantan karyawan Facebook yang melaporkan temuan sejumlah dokumen internal Facebook terkait isu kesehatan mental anak-anak. Dirinya sempat menduduki posisi sebagai manajer produk Facebook yang ditugaskan di grup Civic Integrity.
Dalam wawancara 60 Minutes di CBS, ia menuduh bahwa Facebook lebih memilih keuntungan daripada keamanan. Dia mengatakan tidak percaya bahwa mereka bersedia menginvestasikan apa yang sebenarnya perlu diinvestasikan untuk menjaga agar Facebook tidak berbahaya.
“Facebook berulang kali telah menunjukkan bahwa mereka memilih keuntungan daripada keamanan. Itu seperti menyubsidi, membayar keuntungannya dengan keselamatan kita. Versi Facebook yang ada saat ini menghancurkan masyarakat kita dan menyebabkan kekerasan etnis di seluruh dunia,” kata Haugen meminta agar perusahaan itu diatur dalam regulasi, dikutip dari AFP.
Selain itu, Haugen menjelaskan bagaimana algoritma yang digunakan Facebook dapat memicu reaksi lebih banyak pada konten yang tampil di halaman beranda pengguna. Akibatnya Haugen pun membocorkan cache penelitian internal ke Securities and Exchange Commission dengan harapan mendorong regulasi perusahaan yang lebih baik.
“Facebook telah menyadari bahwa jika mereka mengubah algoritma menjadi lebih aman, orang akan menghabiskan lebih sedikit waktu di situs, mereka akan mengeklik lebih sedikit iklan, mereka akan menghasilkan lebih sedikit uang,” ujarnya.
from Gizmologi https://ift.tt/3uJjKvX
via IFTTT
0 Komentar