Diblokir layanan Google Mobile Services tak membuat Huawei menyerah. Raksasa teknologi asal China tersebut justru mengembangkan sistem operasi sendiri bernama Harmony OS. Smartphone pertama yang menyicipinya justru bukan flagship, melainkan seri mainstream Huawei Nova 9.
Walau bukan flagship, tetapi seri Huawei Nova 9 ini lebih cocok disebut smartphone high-end. Karena harga yang dipatok mencapai Rp7 jutaan saat ini sudah tergolong kelas atas.
Selain itu, Huawei Nova 9 juga mengadopsi sejumlah spesifikasi dan fitur yang sebelumnya hadir di smartphone seri flagship terutama dari sensor kamera dan desain. Huawei Nova 9 resmi masuk Indonesia pada 8 Desember 2021.
Gizmologi mendapat kesempatan untuk menguji perangkat ini sebelum diluncurkan ke pasar. Sehingga produknya pun sedikit berbeda dengan yang ada di pasar, karena langsung impor dari China.
Saat itu saya membawa perangkat ini ke Raja Ampat atas undangan Huawei Indonesia, sekaligus menguji perangkat ini. Baca: Luncurkan Digital Power, Huawei Integrasikan Teknologi Digital dan Energi Terbarukan
Desain
Memberi kesan smartphone flagship yang mewah di level midrange. Inilah yang ingin dihadirkan Huawei di perangkat terbarunya Nova 9. Memang, kalau dilihat dari desainnya, Huawei Nova 9 ini jelas punya aura seperti smartphone flagship.
Pilihan warna yang tersedia di Indonesia adalah varian Starry Blue. Ini memang varian yang menjadi hero color, di mana desainnya terlihat mewah. Backdoornya pake kaca yang punya efek manik manik halus. Ini yang menjadi alasan desainnya ini adalah Starry Glass. Bobotnya ringan, hanya 175 gram sehingga mudah digenggam dan sangat tipis.
Warnanya dominan biru muda yang kalau diberi pantulan cahaya bakal muncul efek warna ungu dan sedikit aksen warna hijau dan kuning. Saat dipegang, teksturnya terasa lembut banget, memberi kesan mewah.
Di belakang bawahnya ini ada logo NOVA yang dibikin glossy, juga ada logo Huawei yang ditampilkan dengan elegan. Di sebelah kanan HP ini, ada tombol power dan volume, di atas ada lubang mikrofon, dan di bagian bawah ada slot dual SIM, mikrofon lagi, slot USB type C, dan speaker mono.
Layar
Di bagian depan, rasa flagship dari Huawei Nova 9 makin terasa. Smartphone ini memiliki layar melengkung atau curve di sebelah kiri dan kanan. Layar seperti ini biasanya ada di smartphone harga belasan juta. Faktor ini juga yang bikin desain smartphone ini jadi lebih mewah.
Kualitas dari layarnya yang berukuran 6.57 inci terbilang juara dengan resolusi Full HD+. Panelnya sudah OLED, yang bisa menyajikan warna lebih cerah, dan gelapnya pun total. Selain itu, refresh ratenya sudah 120Hz dengan touch sampling di 300Hz yang sudah menjadi standar smartphone flagship.
Dengan refresh rate 120Hz, melihat konten favorit, jelajah media sosial dan memainkan game menjadi lebih mulus. Dan untuk konten dengan frekuensi gambar yang lebih rendah, sistem secara otomatis beralih ke 60 Hz untuk menghemat baterai.
Layar juga tampak lebih hidup dengan warna P3 penuh yang miliki 1,07 miliar warna, serta akurasi warna E < 14, dan kontras tinggi HDR10. Tak hanya itu, ponsel ini juga diberi mode pelindung mata agar tetap nyaman meski berlama-lama melihat layar.
Kamera
Salah satu bagian paling menonjol di Huawei Nova 9 adalah sektor kameranya. Betapa tidak, ponsel ini memiliki kamera utama dengan ring di sekelilingnya yang berukuran jumbo yang bernama Star Orbit Ring. Meski kalau diperhatikan lebih teliti, sebenarnya ukuran sensornya pun masih tergolong standar.
Huawei nova 9 memiliki kamera utama 50MP dengan sensor RYYB yang setara dengan di seri flagship Huawei P40 dan Mate 40 series. Memang tidak diperkuat teknologi Leica, tapi setidaknya Nova 9 ini sudah mengadopsi sejumlah fitur yang ada di smartphone flagshipnya.
Kamera utama memiliki sensor besar 1/1,56 inci dan susunan filter warna RYYB dengan sensitivitas cahaya yang tinggi. Sensor RYYB (Red, Yellow, Yellow, Blue) yang diperkenalkan sejak seri P30 series mengumpulkan 40 persen lebih banyak cahaya dibandingkan dengan sensor RGGB standar. Sehingga secara teknis bisa memastikan kejernihan maksimal pada semua gambar, sekaligus memungkinkan kinerja cahaya rendah yang mumpuni.
Smartphone ini juga dibekali dengan algoritma XD Fusion Engine yang menggunakan teknik fotografi komputasi canggih untuk sangat meningkatkan detail dan kualitas gambar. Untuk mendukung kemampuan fotografi, kamera utama 50MP ini dibantu oleh kamera 8MP ultra wide angle, kamera makro 2MP, kamera depth 2MP dan 1 LED Flash. Sementara itu kamera depannya memiliki sensor 30MP.
Kualitasnya, secara umum memuaskan. Untuk foto outdoor, hasilnya cukup tajam. Meski pada kondisi tertentu terlihat ada efek seperti cat air. Dynamic range-nya oke, warna yang keluar cukup baik, kontras terasa natural. Untuk foto indoor juga cukup baik meski menggunakan mode auto sekalipun. Beberapa contoh sampel foto bisa kamu cek di bawah ini.
Hasil foto kamera Huawei Nova 9
Foto-foto lainnya selama di Raja Ampat menggunakan Huawei Nova 9 bisa dicek di album Google Photos berikut ini.
Bagaimana dengan kualitas video? Untuk rekam video pun, kamera ini tergolong mumpuni. Resolusi perekaman maksimal bisa 4K namun frame rate maksimal hanya bisa 30 fps. Rekomendasinya adalah resolusi Full HD yang frame ratenya pun diatur sampai 60 fps yang menyajikan kualitas gambar lebih halus.
Sementara untuk kamera depan, hanya bisa diatur sampai 30fps, selebihnya fitur dan kemampuannya sama antara kamera belakang dan depan. Bahkan, Huawei sampai pede menyebut kamera depan ini layaknya gimbal saja. Karena memiliki fitur stabilisasi video AIS yang bisa mereduksi getaran ketika melakukan vlog untuk hasil foto lebih stabil.
Bagi para vlogger, Huawei Nova 9 sangat mendukung aktivitas tersebut. Karena sudah terdapat mode Vlog di dalam menu kamera. Di mana kita bisa beralih antara kamera belakang dan kamera depan sekaligus untuk menyajikan dua tampilan. Pada dasarnya, ini juga bukan fitur baru. Karena Nokia jauh lebih dulu memiliki fitur ini, begitupun smartphone kompetitor seperti Samsung dan OPPO pun telah menyematkan fitur ini untuk kemudahan vlog.
Satu fitur penting di kamera flagship yang absen di sini adalah OIS (Optical Image Stabilization). Sebagai gantinya, Huawei Nova 9 hanya AIS (AI image Stabilization), teknologi stabilisasi gambar yang didukung oleh AI. Teknologi ini memungkinkan kamera mengambil video atau bidikan dengan eksposur lama, terutama dalam kondisi cahaya rendah, sambil tetap mempertahankan gambar yang tajam dan detail tanpa blur.
Meski kemampuan AI semakin canggih, namun berdasarkan percobaan, tetap tidak bisa menyaingi kemampuan OIS yang meman berdasarkan mekanisme optikal. Huawei P40 Pro series sendiri menggabungkan kemampuan OIS dan EIS menjadi AIS yang powerful. Jadi memang, tidak semua kemampuan yang ada di flagship diadopsi di midrange ini.
Alternatif Google Mobile Services
Percuma desain bagus, layar bagus, kamera bagus tapi tidak ada layanan Google. Seperti kamera yang ada fitur ponselnya. Ini memang risiko yang masih bakal dihadapi oleh semua ponsel Huawei hingga saat ini, termasuk Nova 9.
Karena memang efek dari rezim Trump yang masih berlaku hingga saat ini, di mana Huawei termasuk kena getahnya. Smartphone ini masih belum disupport oleh Google Mobile Services (GMS). Sebagai gantinya, raksasa teknologi asal China ini mengembangkan sisem sendiri bernama Huawei Mobile Services (HMS).
Tak hanya itu saja, mereka juga mengembangkan sistem operasi sendiri yaitu HarmonyOS. Awalnya dipakai untuk perangkat IoT, kini sudah merambah ke smartphone. Huawei mengklaim bahwa Nova 9 adalah smartphone pertama yang menggunakan sistem operasi HarmonyOS, menggantikan Android dengan EMUI yang tanpa GMS.
Meski demikian, pada unit yang kami uji, masih belum dibekali dengan sistem operasi Android yang memakai EMUI. Pihak Huawei menyebut bahwa untuk mengganti ke sistem operasi HarmonyOS, bisa dengan akses ke aplikasi My Huawei kemudian berpindah ke region Hong Kong. Walau entah kenapa, di unit yang saya coba ketika mengecek update, tetap belum memunculkan update HarmonyOS.
Tetap saja, yang diinginkan pengguna adalah Google Mobile Services. Ini nyaris mustahil bisa dipenuhi secara resmi kecuali Amerika Serikat mencabut pemblokiran tersebut. Sebagai gantinya, sudah ada aplikasi pihak ketiga yang bisa memenuhi itu semua. Tidak resmi, tentu saja. karena memang masih ada pemblokiran tersebut.
Aplikasi yang bisa menghubungkan Google Mobil Services di smartphone Huawei tersebut adalah Gspace. Aplikasi besutan Zhuohoa Technolog ini bisa diunduh langsung di AppGallery. Latar belakang perusahaan ini tidak banyak yang bisa diketahui. Karena memang bukan perusahaan yang terdaftar di bursa efek. Info yang ada sebatas, perusahaan ini didirikan setahun lalu pada April 2020 yang terdaftar di Hong Kong.
GSpace bekerja seperti emulator yang menjalankan Google Mobile Services dari smartphone Huawei lain yang sebelumnya masih support. Dalam hal ini, di Nova 9 saat login layanan GMS terbaca sebagai Huawei P39 Pro. Agak tricky memang. Dan kalau ketahuan dari Google, bisa saja aksesnya diputus.
Asyiknya, semua layanan Google bisa diakses seperti Gmail, YouTube, Google Photos dan lain-lain termasuk aplikasi yang membutuhkan GMS seperti Gojek, Grab, dan lainnya. Untuk memonetisasi, Gspace ada iklan yang tampil setiap aplikasi dibuka. Jika tidak mau muncul iklan, bisa berlangganan alias membayar.
Kinerja
Bagaimana dengan kinerjanya? Berbeda dengan seri sebelumnya yang memakai chipset buatan sendiri yaitu Kirin, kali ini Huawei mamakai chipset Snapdragon 778 4G besutan Qualcomm.
Kinerjanya sendiri tak perlu diragukan. Karena memang Snapdragon 778 ini adalah salah satu chipset terbaik kelas midrange. Ditunjang dengan RAM 8GB dan memori internal 256GB, smartphone ini mampu mengerjakan bebargai tugasnya. Dipakai untuk bermain game populer seperti Mobile Legends Ban Bang, PUBG Mobile, Genshin Impact sangat mulus. Multitasking juga lancar jaya.
Penggunaan chipset Qualcomm ini juga setelah pemerintah Amerika Serikat memperbolehkan dipakai di smartphone Huawei. Meski dibatasi hanya versi 4G LTE. Saya sendiri sebenarnya lebih mengharapkan smartphone ini memakai chipset Kirin. Karena pengalaman Huawei P30 Pro yang sudah saya pakai sejak 2 tahun lalu, sampai sekarang kinerjanya masih sangat mulus.
Menggunakan chipset besutan sendiri, terlebih dengan software yang juga buatan sendiri membuat Huawei bisa mengontrol sepenuhnya kinerjanya menjadi lebih optimal. Contoh terbaik tentu saja adalah Apple yang mengontrol ekosistem hardware dan software. Bahkan seri lawas seperti iPhone 8 Plus yang dirilis 2017 silam saja sampai sekarang kinerjanya masih oke.
Catatan lain yang bisa menjadi nilai minus di smartphone ini adalah tidak adanya dukungan 5G. Sangat disayangkan, padahal seri sebelumnya yaitu Huawei Nova 7 saja sudah dibekali 5G. Sebuah kemunduran besar dari salah satu perusahaan yang memiliki paten 5G terbesar. Ini memang tak lepas dari kesulitan yang dihadapi Huawei karena larangan pasokan komponen 5G dari pemerintah AS. Hal serupa yang menimpa smartphone flagship terbarunya Huawei P50 series.
Di sisi lain, untuk konteks Indonesia, masih bisa “menghibur diri” bahwa jaringan 5G di Indonesia saat ini masih sangat terbatas. Bagi pengguna yang suka berganti ponsel mungkin tak masalah, tapi jika ingin dipakai beberapa tahun ke depan, mungkin bakal jadi ganjalan tersendiri.
Kesimpulan
Huawei Nova 9 adalah smartphone yang bagus. Build quality dan desain yang berkelas, layar juara, kamera mumpuni, baterai tangguh. Punya segala potensi untuk menjadi sang juara. Tetapi di sisi lain, ponsel ini juga memiliki sejumlah sandungan seperti absennya koneksi 5G, OIS, hingga GMS (Google Mobile Services).
Yang disebutkan terakhir ini harus diakui masih menjadi ganjalan utama. Untungnya, sudah ada GSpace yang bisa membuka akses ke layanan Google, walau tidak bisa menjadi jaminan bakal bisa dipakai seterusnya karena memang pada dasarnya aksesnya diblokir. Harga yang dipatok Rp7,5 jutaan juga menjadi tantangan tersendiri dengan adanya sejumlah catatan tersebut. Jika saja turun menjadi Rp6, bahkan Rp5 juta, besar kemungkinan ponsel ini akan laris manis.
Spesifikasi Huawei Nova 9
General
Device Type | Smartphone |
Model / Series | Huawei nova 9 |
Released | 08 Desember, 2021 |
Status | Available |
Price | IDR7.599.000 |
Platform
Chipset | Qualcomm SM7325 Snapdragon 778G 4G (6 nm) |
CPU | Octa-core (4x2.4 GHz Kryo 670 & 4x1.8 GHz Kryo 670) |
GPU | Adreno 642L |
RAM (Memory) | 8 GB |
Storage | 128GB & 256GB |
Operating System | EMUI 12 / HarmonyOS |
User Interface | EMUI 12 |
Design
Dimensions | 160 x 73.7 x 7.8 mm |
Weight | 175 g |
Design Features | Colors: Starry Blue, Black, Green, Violet |
Battery | Non-removable Li-Po 4300 mAh battery Fast charging 66W (100% in 38 min) Reverse charging |
Display
Screen Type | OLED, 1B colors, 120Hz, HDR10 |
Size and Resolution | 6,57 inches; 1080 x 2340 pixels, 19.5:9 ratio |
Touch Screen | Yes, Multitouch capacitive touchscreen |
Features | 300 Hz touch sampling rate |
Network
Network Frequency | GSM / CDMA / HSPA / LTE |
SIM | Dual SIM (Nano-SIM, dual stand-by) |
Data Speed | - |
Camera
Multi Camera | Yes (Rear) |
Rear | 50 MP, f/1.9, 23mm (wide), PDAF; 8 MP, f/2.2, (ultrawide); 2 MP, f/2.4, (depth); 2 MP, f/2.4, (macro) |
Front | 32 MP, f/2.0, (wide) |
Flash | LED flash |
Video | 4K, 1080p, 720p@960fps, gyro-EIS, 4K@30fps, 1080p@30fps, 720p@240fps, gyro-EIS |
Camera Features | Phase focus, contrast focus AIS Digital Zoom AI-Camera panorama HDR |
Connectivity
Wi-fi | Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/a/6, dual-band, Wi-Fi Direct, hotspot |
Bluetooth | 5.2, A2DP, LE |
USB | USB Type-C 2.0, USB On-The-Go |
GPS | GLONASS (3), BDS (3), GALILEO (2), QZSS (2), NavIC |
HDMI | No |
Wireless Charging | No |
NFC | |
Infrared | No |
Smartphone Features
Multimedia Features | Audio File Formats: mp3 / mp4 / 3gp / ogg / amr / aac / flac / wav / midi Support 192 Khz / 24 bit 3gp / mp4 / wmv / rm / rmvb / asf |
FM Radio | No |
Web Browser | HTML 5 with Android Browser, Google Chrome |
Messaging | SMS(threaded view), MMS, Email, Push Mail, IM |
Sensors | Fingerprint (under display, optical), accelerometer, gyro, proximity, compass |
Other | - Reverse charging |
The Review
Huawei Nova 9
Ponsel ini membawa cita rasa flagship di kelas midrange. Jika saja harganya lebih ditekan, bakal menjadi penawaran yang lebih menarik.
PROS
- Desain mewah
- Layar smooth
- Kinerja lancar
- Kamera andal
- Baterai kapasitas besar dengan isi daya cepat
CONS
- Tanpa GMS, HMS perlu terus hadirkan aplikasi esensial
- Harganya masih kurang kompetitif
- Tidak ada 5G
- Belum bisa coba langsung Harmony OS
from Gizmologi https://ift.tt/3z2oej8
via IFTTT
0 Komentar