Jakarta, Gizmologi – Bagi para penggemar smartphone Huawei, mungkin telah menanti-nanti kehadiran sang flagship yang bakal punya teknologi kamera mutakhir. Kabar baiknya, mereka tak perlu menunggu terlalu lama untuk dapat membeli Huawei P50 Pro secara resmi di Tanah Air. Jagoan di awal tahun 2022.
Akhir tahun lalu, Huawei CBG Indonesia memang telah menghadirkan Huawei nova 9, yang bisa berikan pengalaman kamera smartphone flagship di rentang harga lebih terjangkau. Meski begitu, masih ada beberapa bagian yang disederhanakan, seperti absennya stabilisasi optik maupun sensor telefoto. Tentunya, Huawei P50 Pro bakal mengakomodir semua fitur tersebut, beserta fitur ekstra lainnya.
Baca juga: Review Huawei Nova 9: Midrange Rasa Flagship
Tim Gizmologi berkesempatan untuk menjajal Huawei P50 Pro secara eksklusif dalam sebuah kesempatan singkat. Tampil cukup berbeda dengan desain yang khas, smartphone ini juga telah menjalankan sistem operasi HarmonyOS. Berikut adalah impresi pertama menjajal flagship Huawei yang bakal hadir resmi di Indonesia.
Desain Huawei P50 Pro
Dari bodi belakangnya, sudah sangat terlihat kalau smartphone ini unggulkan kemampuan kamera. Huawei P50 Pro mengusung desain kamera “Dual-Matrix”, di mana terlihat seolah ada dua modul kamera besar. Masing-masing untuk meletakkan sensor kamera dan pendukung lainnya. Selain terlihat premium, juga terasa premium.
Meski punya layar besar, menggenggam Huawei P50 Pro di tangan terasa cukup nyaman. Hal tersebut berkat dimensi yang tergolong tipis dan ringan, ditambah kedua sisi kiri dan kanan yang dibuat melengkung. Opsi warna Cocoa Gold terlihat sangat berkilau—sayangnya juga jadi mudah kotor alias membekas sidik jari.
Tentunya juga membuat keseluruhan bodi Huawei P50 Pro sedikit terasa licin terutama bagi mereka yang punya telapak tangan cenderung basah. Namun untuk proteksi, tersedia sertifikasi IP68 yang membuatnya tahan debu dan air hingga kedalaman 1,5 meter dalam waktu 30 menit. Overall, benar-benar terlihat mewah dan cukup kompak, meski mudah kotor.
Layar Besar, UI Mudah Digunakan
Meski dimensinya tergolong kompak, dimensi layar Huawei P50 Pro terlihat besar. Hal ini berhasil diraih berkat desain keempat bezel yang sangat ramping plus lengkung kaca 3D di kedua sisinya, sehingga profil tidak terlalu lebar. Panel OLED-nya pun bisa tampilkan warna yang memuaskan, dan cukup cerah untuk penggunaan di bawah sinar matahari langsung.
Menjadi jagoan dari Huawei, P50 Pro sudah jalankan sistem operasi rancangan sendiri yakni HarmonyOS. Sejatinya tak jauh berbeda dari yang ada di Huawei nova 9 dan seri-seri Huawei sebelumnya, sehingga tak perlu penyesuaian yang terlalu jauh.
Ikon aplikasi terlihat besar, sementara ketika mengakses control panel, pengguna bisa langsung mengakses perangkat lain yang masuk ke dalam ekosistem Huawei. Inilah benefit yang ditawarkan, di mana ketika pengguna Huawei P50 Pro juga menggunakan seri laptop Huawei MateBook atau aksesori seperti wearables seri FreeBuds, bisa terintegrasi dan tersambung satu sama lain.
Kamera
Setup kamera belakang Huawei P50 Pro tergolong lengkap. Mulai dari sensor utama 50MP dengan OIS, sensor 40MP BW yang berfungsi untuk berikan detail lebih tinggi, sensor 64MP periskop dengan pembesaran optikal sampai 3,5 kali, plus sensor kamera 13MP di depan—dengan kualitas yang mengejutkan. Sementara kamera depannya sendiri tergolong unik.
Kalau beberapa seri flagship Huawei sebelumnya sampai gunakan dua sensor, di Huawei P50 Pro, sensornya hanya satu saja. Secara besaran resolusi pun cukup standar di 13MP, namun yang menjadikannya spesial adalah sudut pandang ekstra lebar. Sehingga selain untuk foto diri, juga bisa untuk foto beramai-ramai atau sekadar ingin menunjukkan latar/pemandangan di belakang.
Tak hanya itu, kamera depan Huawei P50 Pro juga dilengkapi dengan autofokus, sehingga bebas ambil foto dalam berbagai jarak. Dalam waktu pengujian singkat, sangat terasa efek dari sensor 40MP-nya yang membuat hasil foto benar-benar tajam. Dynamic range-nya pun jadi salah satu kalah bukan yang terbaik yang pernah saya lihat—termasuk kamera depan sekalipun.
Sensor periskopnya juga cocok untuk ambil foto objek jarak jauh, bahkan hasilnya masih tergolong oke meski gunakan pembesaran digital sampai 50x. Mode fotonya pun tergolong lengkap, termasuk mode profesional untuk atur beragam parameter sesuai kebutuhan maupun selera.
Performa
Dalam kesempatan singkat pekan kemarin, saya belum bisa benar-benar menguji performa dari cip yang digunakan. Bila menilik situs resmi Huawei Indonesia, tertera kalau Huawei P50 Pro jalankan Snapdragon 888. Yang pasti, saat menjajal kameranya, bodi tidak terasa panas. Tapi juga saat itu dalam kondisi tersambung ke jaringan Wi-Fi saja, tanpa ada kartu SIM.
Sayangnya, perangkat ini hanya mendukung jaringan 4G meski secara chipset seharusnya sanggup. Untuk penggunaan saat ini sih memang tidak berpengaruh—ada sinyal 5G di area tertentu pun biasanya masih dengan kecepatan unduh dan unggah setara 4G. Meski memang, bila berbicara smartphone flagship, tentu Gizmo friends inginkan perangkat future-proof. Supaya kelak 5G tersedia, tak perlu ganti perangkat.
Selain itu, perlu diingat jika smartphone Huawei tak dilengkapi dengan layanan Google. Bila kamu menggunakan Google Keep, sering akses YouTube dan lainnya, tentu masih bisa lewat browser. Ingin akses aplikasi? Bisa melalui aplikasi GSpace yang tersedia di Huawei AppGallery. Kamu bisa jalankan aplikasi Google dengan lancar, dengan sedikit catatan yakni ada iklan singkat di awal. Bisa “diselesaikan” lewat in-app purchase.
Penentu dari laris atau tidaknya smartphone ini, salah satunya adalah harga jual. Bila Huawei P50 Pro bakal hadir di Indonesia dengan banderol yang atraktif, saya rasa bakal tetap memikat calon konsumennya, terutama mereka yang inginkan smartphone stylish dengan kamera superior dan ekosistem perangkat lengkap. Seperti Galaxy S20 FE Snapdragon di Indonesia yang bernasib kurang lebih sama—meski yang satu ini punya Google Apps, ya.
from Gizmologi https://ift.tt/32ygWrQ
via IFTTT
0 Komentar