Jakarta, Gizmologi – Pandemi telah mengakselerasi transformasi digital. Hal ini telah membuat investasi pada sektor teknologi meningkat pesat seiring utilisasi layanan digital di kehidupan sehari-hari. Kehadiran reksa dana Batavia Technology Sharia Equity USD (BTSEU) juga melihat dari tren yang berkembang tersebut.
PermataBank melalui PermataBank Wealth Management bekerja sama dengan Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) menghadirkan produk reksa dana syariah terbaru dalam mata uang USD. Produk ttersebut bernama Batavia Technology Sharia Equity USD (BTSEU). Nasabah dan masyarakat dapat langsung berinvestasi pada reksa dana BTSEU melalui PermataMobile X mulai tanggal 16 Februari 2022.
Baca juga: Rekomendasi Aplikasi Reksa Dana untuk Investor Milenial
Produk ini diluncurkan dalam menjawab kebutuhan masyarakat atas tren investasi pada pasar saham global khususnya di sektor teknologi yang sedang tumbuh dan berkembang secara signifikan. Hadirnya Batavia Technology Sharia Equity USD (BTSEU) di PermataBank dianggap menjadi solusi bagi investor dalam memperkuat portofolio investasi dengan eksposur pada perusahaan-perusahaan di bidang pengembangan, pemutakhiran, pemanfaatan teknologi, serta peralatan dan jasa komunikasi.
Investasi Reksa Dana Batavia Technology Sharia Equity USD (BTSEU)
Produk Batavia Technology Sharia Equity USD (BTSEU) ini berfokus pada peluang pertumbuhan di tema transformasi digital, kecerdasan buatan, cloud computing, new-commerce, FinTech, media baru, periklanan digital, IoT, keamanan TI, dan robotika.
Saat ini BPAM berpandangan tema-tema seperti kecerdasan buatan, elektrifikasi & teknologi otonom, serta Fintech & Blockchain adalah tiga tema utama yang menarik untuk diusung secara lebih dominan di dalam portofolio BTSEU.
Pasar kecerdasan buatan didukung oleh komputasi awan diperkirakan akan mencapai nilai lebih dari USD 100 miliar dalam waktu dekat. Transisi ke kendaraan berbasis listrik diperkirakan akan membutuhkan 1,4 miliar armada baru. Penetrasi pembayaran digital sudah melebihi 40% secara global dan akan terus bertransformasi seiring kehadiran teknologi baru seperti Blockchain.
Hal ini ditegaskan pula oleh Lilis Setiadi, President Director BPAM yang mengatakan kehadiran teknologi sebagai salah satu megatrend dunia telah menarik perhatian investor di seluruh dunia untuk berinvestasi pada perusahaan-perusahaan berbasis teknologi, tidak terkecuali di Indonesia.
“Dengan menggandeng Franklin Templeton (salah satu perusahaan Manajer Investasi terkemuka dunia) sebagai penasihat teknis, kami percaya kehadiran Batavia Technology Syariah Equity USD dapat menjadi kendaraan yang tepat bagi nasabah PermataBank untuk turut menikmati pertumbuhan di sektor teknologi,” ujarnya.
Ia menambahkan, kinerja sektor teknologi sendiri telah terbukti konsisten dan menarik dalam jangka panjang. Selain itu, dengan mengkombinasikan perusahaan-perusahaan teknologi raksasa dengan perusahaan-perusahaan yang masih berkembang ke dalam portofolio BTSEU, nasabah akan berkesempatan untuk berinvestasi pada calon-calon raksasa teknologi kedepannya.
Beli reksa dana di PermataMobile X
Sementara itu Djumariah Tenteram, Direktur Retail Banking PermataBank mengatakan, berkembangnya teknologi yang semakin maju saat ini, di mana akses digital yang semakin meningkat, membuat hampir semua aktivitas publik menjadi digital. Investasi juga dipengaruhi oleh era digitalisasi dimana investor mencari akses yang lebih mudah untuk berinvestasi, terutama pada sektor teknologi.
“Batavia Technology Syariah Equity USD merupakan bukti komitmen kerja sama antara PermataBank dan BPAM yang telah terjalin dengan baik dan berkelanjutan. Kolaborasi strategis antara PermataBank dan BPAM dalam menawarkan produk-produk reksa dana tematik diharapkan dapat menjawab keinginan serta kebutuhan pasar dan investor,” ujarnya.
Batavia Technology Sharia Equity USD merupakan pilihan reksa dana saham berbasis syariah, sehingga prinsip dan pengelolaannya diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS). Aspek menarik lainnya dari produk reksa dana terbaru ini adalah cangkupannya yang global dan berdenominasi US dollar.
Meski menarik perhatian terutama karena potensi pertumbuhan teknologi, namun untuk berinvestasi di sini perlu mengumpulkan dana yang tidak sedikit. Berbeda dengan reksa dana biasa berdenomiasi Rupiah yang bahkan bisa mulai investasi mulai Rp10 ribu, maka reksa dana asing juga sama-sama 10 ribu. Bedanya adalah, dalam bentuk mata uang Amerika Serikat, USD 10 ribu atau sekitar Rp140 juta.
from Gizmologi https://ift.tt/Sdwao3y
via IFTTT
0 Komentar