Jakarta, Gizmologi – TikTok dikabarkan kembali menjajaki kesepakatan bersama dengan Oracle. Kesepakatan kali ini membahas ruang penyimpanan data para pengguna TikTok di Amerika Serikat (AS) yang lebih privat, sehingga perusahaan induknya ByteDance tidak dapat mengakses data tersebut.

Kesepakatan itu terjadi akibat Panel Keamanan Nasional AS meminta ByteDance melepaskan TikTok karena khawatir data TikTok diteruskan kepada Pemerintah China. Melansir Reuters, panelis dari Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) mengajukan permintaan tersebut kepada ByteDance.

Dengan kekhawatiran tersebut, maka TikTok akhirnya dikabarkan terus mencari solusi dengan mencari tempat penyimpanan data berbasis di AS. Jika kesepakatan itu berhasil maka nantinya Oracle akan menyimpan semua data pengguna TikTok AS di server datanya.

Beberapa data TikTok kabarnya saat ini masih berada di dalam Google Cloud yang merupakan layanan milik pesaing Oracle. Nantinya akan ada tim manajemen data AS yang bertugas melindungi data pengguna TikTok di AS sehingga dapat memastikan data tersebut tidak akan diganggu oleh perusahaan induk TikTok.

TikTok juga menjajaki kemitraan dengan perusahaan teknologi lain melalui firewall dan langkah-langkah keamanan siber. Sejauh ini juru bicara TikTok menolak untuk berkomentar mengenai kesepakatannya dengan Oracle.

Baca Juga: Jaksa Agung di Amerika Tuding TikTok Merusak Mental Anak Muda

Kesepakatan Bersama Oracle

TikTok Kesepakatan bersama Oracle

Namun TikTok memastikan keamanan data menjadi salah satu prioritas bagi perusahaannya agar pengguna layanannya tetap aman. “Kami terus berinvestasi dalam keamanan data sebagai bagian dari keseluruhan pekerjaan kami untuk menjaga keamanan pengguna dan informasi mereka,”ujarnya.

TikTok kini tengah naik daun secara global, tercatat layanan asal Negeri Tirai Bambu itu sudah memiliki lebih dari 1 miliar pengguna aktif di seluruh dunia. Departemen Perdagangan AS sedang mempertimbangkan aturan baru untuk mengatasi potensi risiko keamanan dari TikTok dan aplikasi milik asing lainnya, dan bahkan berpotensi melarang beberapa di antaranya.

TikTok menjadi aplikasi asing yang mendapat sorotan karena memiliki penggemar dan pengguna yang cukup banyak di AS. Informasi pengguna AS saat ini disimpan di pusat data TikTok di Virginia, dengan cadangan di Singapura.

Agar data- data itu tidak disalahgunakan, Pemerintah AS mulai melakukan peninjauan terhadap TikTok. Jika nantinya regulasi baru direalisasikan, maka AS dapat memaksa TikTok untuk tunduk pada audit pihak ketiga, pemeriksaan kode sumber, dan pemantauan log data pengguna.



from Gizmologi https://ift.tt/3SpBKfR
via IFTTT