Jakarta, Gizmologi – Ekosistem kripto makin menunjukkan pertumbuhannya yang kian eksponensial. Platform mobile marketing analytics Adjust dan app intelligence provider Apptopia pun menunjukkan hal itu. Mereka baru saja meluncurkan laporan bertajuk “Fintech Deep Dive: Playbook Mata Uang Digital di Tahun 2022”, yang mengevaluasi faktor-faktor utama yang mendorong penggunaan aplikasi cryptocurrency di tahun 2021.

Playbook Mata Uang Digital Adjust dan Apptopia menggambarkan kinerja crypto exchange app, serta tren pelibatan pengguna crypto app dibandingkan dengan aplikasi saham. Playbook tersebut juga menyediakan informasi yang dapat ditindaklanjuti tentang bagaimana crypto app dapat menarik dan mempertahankan pengguna dengan LTV tinggi.

Di sisi lain, ada satu hal yang patut dikritisi pada laporan tersebut. Penggunaan istilah mata uang digital yang merujuk ke kripto tidak tepat untuk konteks Indonesia. Karena di negara ini, kripto tidak boleh dijadikan sebagai mata uang atau transaksi keuangan, melainkan hanya bisa digunakan sebagai komoditas atau aset digital. Oleh karena itu, secara legal aset kripto masuk dalam lingkup Bappebti, bukan OJK.

Pertumbuhan pesat aplikasi kripto kalahkan aplikasi saham

tren aplikasi kripto global

Laporan tersebut menemukan bahwa aplikasi kripto berhasil meraih pertumbuhan pengguna yang luar biasa di tingkat global di tahun 2021 dan jumlah instalasi aplikasi meningkat lebih dari 400% YoY. Peningkatan instalasi paling signifikan terjadi di Q4 2021 — meningkat sebesar 106% YoY diikuti oleh penurunan sebesar 49% dalam jumlah unduhan pada Q2 – Q3.

Simon Dussart, CEO Adjust, mengatakan dengan pertumbuhan eksponensial dan basis pengguna yang aktif dan memiliki LTV tinggi, aplikasi mobile kripto telah menjadi gateway utama untuk mengakses ekonomi kripto.

“Seiring dengan semakin ketatnya persaingan untuk mendapatkan pengguna, crypto dan fintech app perlu memaksimalkan kegiatan akuisisi pengguna, mengoptimalkan belanja, dan secara akurat mengukur setiap tahapan perjalanan pengguna,” ujar Simon.

Menariknya, aplikasi kripto telah mengalahkan aplikasi saham dari segi pelibatan pengguna. Kinerja crypto app melampaui aplikasi saham dari segi metrik pelibatan pengguna seperti durasi sesi, jumlah sesi per pengguna per hari, tingkat retensi, dan tingkat loyalitas, yang menunjukkan basis pengguna yang terlibat dan memiliki tingkat retensi tinggi untuk crypto app. Ternyata, kondisi ini tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga telah menjadi tren global.

Metrik penggunaan berkorelasi dengan kinerja pasar. Rekor baru di pasar berkorelasi dengan jumlah instalasi dan sesi pengguna yang meningkat. Jumlah sesi meningkat sebesar 63,4% pada tahun 2019-2020 (mencerminkan pertumbuhan dalam jumlah instalasi), sebelum meraih pertumbuhan jumlah sesi sebesar 567,4% di tahun 2021.

Sementara itu Adam Blacker, VP, Insights Apptopia menambahkan data tersebut menunjukkan bahwa permintaan akan crypto wallet dan exchange meningkat secara signifikan dalam setahun terakhir. “Kami berharap bahwa crypto app terus berkembang secara paralel dengan mata uang digital,” ujarnya.

Aplikasi Kripto Paling Populer 2021 

aplikasi kripto terpopulerLaporan ini menemukan bahwa pertumbuhan aplikasi kripto di tingkat global meningkat pesat sebesar 902% dari tahun-ke-tahun pada kuartal keempat tahun 2021. Kawasan yang menonjol dari segi pertumbuhan adalah Amerika Serikat (645%), Asia Pasifik (475%), Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (284%) dan Amerika Latin (182%).

Menurut data Apptopia, crypto app yang paling banyak diunduh di tahun 2021 adalah Binance, meningkat dari peringkat ketiga aplikasi yang paling banyak diunduh di tahun 2020. Sekitar 20% dari jumlah unduhan Binance di tahun 2021 berasal dari Turki dan sekitar 9% berasal dari AS.

Aplikasi yang menempati peringkat kedua dari jumlah unduhan adalah paling Crypto.com. Coinbase, crypto app yang paling banyak diunduh di tahun 2020, menempati peringkat ketiga di tahun 2021. Peringkat keempat dan kelima ditempati oleh Trust dan MetaMask.



from Gizmologi https://ift.tt/SGBJxnI
via IFTTT