Setahun yang lalu (April 2021), menjadi pukulan yang telak bagi LG Electronics. Perusahaan elektronik asal Korea Selatan tersebut resmi mengibarkan bendera putih di bisnis smartphone. Mereka tak lagi menjual ponsel pintar karena kalah bersaing, termasuk dengan yang senegaranya, Samsung.

Tapi LG tak tinggal diam. Kalah di pasar ponsel, mereka justru masuk ke sektor kendaraan listrik. Sebuah bisnis yang tergolong masa depan, karena saat ini pun yang memakai kendaraan listrik masih belum banyak. Namun, peluang di sektor tersebut memang sangat besar. Berbagai negara, termasuk Indonesia, menunjukkan ketertarikannya untuk lebih mendorong adopsi kendaraan listrik.

LG memang tidak memproduksi mobil secara langsung seperti Tesla, Hyundai, atau pabrikan otomotif lainnya. Namun, mereka justru lebih berminat sebagai penyokong berbagai hal yang dibutuhkan di industri kendaraan listrik. Seperti pada teknologi pengisian daya baterai, layar, dan lainnya.

Berikut ini pantuan Gizmologi mengenai sejumlah sepak terjang LG di bisnis kendaraan listrik.

1. Bentuk Perusahaan Baru LG Magna e-Powertrain

LG Magna e-Powertrain
LG Magna e-Powertrain

LG menggandeng Magna International, perusahaan asal Ontario, Kanada. Kedua perusahaan mengumumkan kesepakatan joint venture (JV) untuk memproduksi e-motor, inverter dan on-board chargers yang akan memasok berbagai pabrikan mobil terkait dengan sistem kemudi elektrik. Perusahaan patungan ini mengawinkan kekuatan Magna pada sistem powertrain elektrik dengan keahlian LG dalam pengembangan komponen untuk e-motor dan inverter.

Dengan JV ini, LG dan Magna akan membentuk perusahaan baru yang sementara dikenalkan dengan nama LG Magna e-Powertrain.  JV ini akan membuat kedua perusahaan dapat mengembangkan powertrain elektrik dengan meningkatkan teknologi yang ada sebelumnya, kapabilitas teknis dan reputasi global miliknya. Pasar e-motor, inverter dan sistem kemudi elektrik sendiri diperkirakan akan berkembang dalam rentang tahun ini dan 2030.

Dengan kesepakatan ini, LG memasuki fase baru dalam bisnis komponen otomotifnya. Sebuah peluang untuk berkembang dengan berbagai potensi didalamnya.

Pengalaman LG ini akan mengakselerasi kebutuhan waktu bagi Magna untuk memasarkan dan memproduksi konponen elektrik. Sementara disisi lain, perangkat lunak dan integrasi sistem yang menjadi kompetensi Magna akan memberi nilai lebih pada JV ini.

Perusahaan Joint Venture ini akan melibatkan lebih dari 1,000 pekerja yang berkantor di LG yang bertempat di Amerika Serikat, Korea Selatan dan China. Segala pengurusan terkait kesepakatan diantara kedua perusahaan ini diharapkan akan selesai pada Juli 2021. Hal ini termasuk pemenuhan berbagai kondisi dan seluruh persetujuan terkait pemenuhan berbagai aturan yang berlaku.

hari ini mengumumkan telah mengakuisisi penyedia solusi pengisi daya kendaraan listrik (EV) Korea Selatan, AppleMango Co., Ltd., bersama dengan GS Energy dan GS Neotek. Akuisisi ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan bisnis solusi pengisian EV LG dan memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan peluang bisnis di masa depan.

Langkah strategis ini, dikombinasikan dengan keahlian dan pengalaman LG sendiri di segmen B2C dan B2B, akan memungkinkan perusahaan untuk membuat stasiun pengisian berfitur lengkap dengan antarmuka yang ramah pengguna dan kontrol/manajemen real-time. LG terus memperkuat bisnis solusi pengisian EV-nya dengan memanfaatkan teknologi signage digital yang luar biasa – khususnya, tampilan digital luar ruang berperingkat IP dengan penutup yang kokoh, tahan debu dan air.

2. Bikin Pabrik Baterai untuk Kendaraan Listrik di Indonesia

pabrik lg electronics
Ilustrasi pabrik (Foto: LG)

Pada Desember tahun lalu, Pemerintah Indonesia telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan LG Energy Solution, anak usaha LG Chem. Dilansir dari Korea Times, MoU ini menyangkut rencana investasi perusahaan asal Korea in di Indonesia, salah satunya pengembangan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

LG Energy Solution menyebutkan MoU yang dilakukan merupakan perjanjian investasi yang bersifat tidak mengikat. Namun tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai detail MoU ini. Tak hanya LG, perusahaan Korea lainnya yakni Posco juga akan terlibat dari proyek investasi bernilai puluhan triliun ini dengan LG Energy Solution sebagai pimpinan konsorsium.

LG Energy Solution, sebelumnya juga dikabarkan akan membentuk konsorsium dengan empat perusahaan BUMN yakni MIND ID atau PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Pertamina, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Keempat perusahaan pelat merah ini tergabung dalam Indonesia Battery Holding (IBH).

Proyek pabrik baterai dengan periode proyek 5 tahun tersebut diperkirakan menelan biaya sekitar 10 triliun won atau stara Rp 130 triliun. LG International juga akan mengambil bagian dalam proyek ini. Investasi kedua anak perusahaan LG Group dalam proyek tersebut diperkirakan mencapai 2 triliun won atau setara Rp 26 triliun.

Dalam proyek ini, serangkaian fasilitas bersama akan dibangun untuk menangani proses penambangan nikel, peleburan, pemurnian, dan prekursor (senyawa yang berpartisipasi dalam reaksi kimia yang menghasilkan senyawa lain), bahan elektroda positif, dan produksi sel.

Fasilitas penambangan, peleburan dan pemurnian kemungkinan besar akan dibangun di Maluku Utara dan fasilitas produksi diharapkan akan didirikan di Jawa Barat. LG Energy Solutions akan bertanggung jawab penuh atas produksi sel baterai.

3. Akuisisi AppleMango

LG EV Charging AppleMango

Pada akhir Juni 2022 ini, LG mengumumkan telah mengakuisisi penyedia solusi pengisi daya kendaraan listrik (EV) Korea Selatan, AppleMango Co., Ltd. Akuisisi yang dilakukan bersama GS Energy dan GS Neotek ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan bisnis solusi pengisian EV LG dan memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan peluang bisnis di masa depan.

Langkah strategis ini, dikombinasikan dengan keahlian dan pengalaman LG sendiri di segmen B2C dan B2B, akan memungkinkan perusahaan untuk membuat stasiun pengisian berfitur lengkap dengan antarmuka yang ramah pengguna dan kontrol/manajemen real-time.

pasar pengisian EV diperkirakan akan tumbuh pesat karena lonjakan permintaan untuk kendaraan yang lebih ramah lingkungan.

Paik Ki-mun, wakil presiden senior LG Electronics Business Solutions Company

Didirikan pada tahun 2019, AppleMango telah mengembangkan teknologi dan sistem eksklusif, termasuk pengisi daya yang ramping dan cepat, untuk memenuhi permintaan global yang meningkat akan solusi pengisian daya kendaraan listrik. Selain teknologi pengisian daya, LG akan mengamankan akses ke infrastruktur operasional yang diperlukan dengan bekerja sama dengan GS Energy dan GS Neotek. Kedua perusahaan GS memiliki pengalaman yang cukup dalam mengoperasikan stasiun pengisian EV dan bisnis terkait.

Akuisisi baru ini akan membantu LG menjadi penyedia solusi terintegrasi, menyatukan kemampuan pengembangan pengisi daya baru dan sistem manajemen pengisian daya kendaraan listrik yang dikembangkan sendiri. Selain itu, langkah ini diharapkan dapat menciptakan sinergi dengan upaya LG yang sedang berlangsung di bidang komponen kendaraan, termasuk pengembangan dan pasokan baterai EV dan produk yang berdekatan, seperti sistem penyimpanan energi (ESS) dan solusi manajemen energi.

Paik Ki-mun, wakil presiden senior LG Electronics Business Solutions Company mengatakan pasar pengisian EV diperkirakan akan tumbuh pesat karena lonjakan permintaan untuk kendaraan yang lebih ramah lingkungan.

“Dengan memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman kami di sektor B2B, kami akan menawarkan solusi pengisian kendaraan terintegrasi yang disesuaikan untuk beragam pelanggan, meningkatkan daya saing bisnis kami yang ada dan memastikan kesiapan kami untuk peluang di masa depan,” ujarnya.

4. Kembangkan in-vehicle infotainment

LG Hyperscreen 01
Teknologi LG MBUX Hyperscreen ditampilkan di Mercedes-Benz EQS

Tak hanya berkutat pada pengisian daya baterai, LG juga bergerak ke sistem hiburan. Pada Januari 2022, LG mengembangkan sistem infotainment dalam kendaraan (IVI) premium terbaru yang akan menjadi fitur utama dalam sedan Mercedes-Benz EQS EV 2022.

Layar Pillar to Pillar (P2P) yang terpasang di dalam MBUX Hyperscreen yang membentang di seluruh lebar dashboard. Dengan konsep interior yang unik dan antarmuka manusia-mesin yang revolusioner, kendaraan listrik mewah pertama dari Mercedes-Benz AG menyoroti tren futuristik dalam desain kendaraan listrik dan menunjukkan visi yang menarik untuk mobilitas masa depan.

Pertama kali diperkenalkan oleh Mercedes-Benz AG di CES 2021, MBUX Hyperscreen terdiri dari tiga layar termasuk layar LCD, ICD (Instrument Cluster Display) dan dua layar OLED, CID (Central Information Display) dan CDD (Co-Driver Display) di bawah ikatan penutup kacan. 

Penggunaan teknologi layar OLED (P-OLED) plastik canggih memungkinkan sistem infotainment di Mercedes-Benz EQS EV untuk menghadirkan gambar dan teks yang jelas dan tajam serta bezel tipis tanpa kenop fisik berarti penumpang mendapatkan antarmuka sentuh intuitif dengan sentuhan halus untuk pengalaman pengguna (UX) dengan kurva belajar minimal.

Sistem IVI LG dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan Mercedes-Benz AG dengan faktor bentuk panorama melengkung yang dibutuhkan oleh sedan ultra-ramping. Institut Penelitian Teknik Produksi in-house LG, yang bertugas menyediakan keahlian internal untuk peralatan dan komponen material serta teknik produksi yang canggih, mengembangkan teknologi inti yang diterapkan di layar: Pembentukan Kaca Melengkung, Perawatan Permukaan, dan Pengikatan Layar Lengkung.

Bekerja sama secara erat, insinyur LG dan Mercedes-Benz AG membawa tampilan di dalam kendaraan seperti panel instrumen dan sistem navigasi ke tingkat yang baru, memberikan kenyamanan dan kendali lebih besar bagi pengemudi dan penumpang atas pengalaman mereka di jalan. 

Sistem IVI yang menyenangkan secara visual di Mercedes-Benz EQS EV tidak hanya meningkatkan standar kemudahan penggunaan tetapi juga keselamatan, menampilkan teknologi baru yang berkinerja jauh di atas standar minimum untuk benturan dan benturan.

Kemampuan unik LG dan pengetahuan luas dalam meningkatkan pengalaman pengguna, yang dikumpulkan selama bertahun-tahun sebagai pemimpin dalam bisnis peralatan rumah tangga dan hiburan rumah, bisa menjadi kunci keberhasilan perusahaan dalam menciptakan generasi baru solusi suku cadang otomotif. 

LG boleh jadi gagal di industri smartphone, tetapi kini mereka terlihat memiliki masa depan cerah di sektor kendaraan listrik. Meski pada akhirnya, penerimaan pasar lah yang nantinya akan menentukan apakah strategi LG ini sudah berada di jalan yang tepat.



from Gizmologi https://ift.tt/cPH5beh
via IFTTT