Jakarta, Gizmologi – Mengawali pekan ini, Google Doodle menampilkan ilustrasi dari Sapardi Djoko Damono. Dia adalah penyair legendaris yang memiliki peran penting dalam dunia sastra Indonesia.

Dalam ilustrasi Google Doodle, Sapardi digambarkan sedang berdiri di tengah rintik hujan sambil membawa sebuah buku dan payung. Ilustrasi tersebut menggambarkan salah satu kumpulan puisi terkenal yang dibuat sang maestro perangkai kata, Hujan Bulan Juni (1994).

Sapardi lahir di di Surakarta, Jawa Tengah pada 20 Maret 1940. Bertepatan dengan hari ini, menandai HUT ke-83 Sapardi Djoko Damono yang menghembuskan napas terakhir pada 19 Juli 2020 di usia 80 tahun.

Dalam dunia sastra Indonesia, Sapardi Djoko Damono mempunyai peran penting. Bait puisi maupun syairnya banyak dikagumi karena banyak kesamaan dengan yang ada dalam persajakan Barat yang disebut simbolisme sejak akhir abad ke-19.

Sapardi dikenal sebagai salah satu penyair romantis Indonesia. Banyak puisi-puisinya romantisnya mampu menyentuh hati masyarakat. Salah satu puisi yang paling dikenal adalah “Aku Ingin”, puisi tahun 1989 dalam buku kumpulan puisi berjudul “Hujan di Bulan Juni”.

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api, yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan, yang menjadikannya tiada.”

Baca Juga: Google Doodle Ikut Gregetan Final Piala Dunia 2022

Sosok Sapardi Djoko Damono

Sapardi Djoko Damono
Google Doodle Sang Maestro

Mengutip Kemendikbud, Sapardi Djoko Damono merupakan putra pertama dari pasangan Sadyoko dan Saparian. Setelah lulus SMA, ia kuliah di Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Pernah memperdalam kajian kemanusiaan (humanities) di University of Hawaii, Amerika Serikat (1970-1971). Pada 1980, Sapardi Djoko Damono memperoleh gelar doktor dalam ilmu sastra dengan disertasi berjudul Novel Jawa Tahun 1950-an: Telaah Fungsi, Isi, dan Struktur.

Pada 1995, ia dikukuhkan sebagai guru besar di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Selain mengajar sebagai dosen di beberapa kampus di Indonesia, Sapardi Djoko Damono aktif dalam berbagai lembaga seni dan sastra pada 1970-1980an.

Sapardi Djoko Damono telah menerima berbagai penghargaan dan hadiah sastra dari dalam dan luar negeri. Beberapa di antaranya, Cultural Award dari pemerintah Australia. Pada 1983, ia memperoleh hadiah Anugerah Puisi-Puisi Putera II atas bukunya Sihir Hujan dari Malaysia. Serta pada 1984 Dewan Kesenian Jakarta memberi penghargaan atas buku Perahu Kertas.

Sapardi juga meraih Anugerah Seni dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 1990. Kalyana Kretya dari Menristek RI diraih pada 1996. Pada 2003, ia mendapat penghargaan Achmad Bakrie Award for Literature. Disusul Khatulistiwa Award pada 2004. Penghargaan dari Akademi Jakarta diraih pada 2012.

Artikel berjudul Penyair Legendaris Indonesia, Sapardi Djoko Damono dalam Google Doodle yang ditulis oleh Aditya Fajar pertama kali tampil di Gizmologi



from Gizmologi https://ift.tt/RsNShAj
via IFTTT