Jakarta, Gizmologi – Hasil studi perusahaan konsultasi manajemen Accenture, menyebutkan adanya potensi 1 miliar konsumen digital native baru yang terlahir di delapan negara berkembang, termasuk Indonesia. Mereka berasal dari generasi baru yang lebih melek digital dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.

Berdasarkan studi Accenture Song bertajuk “The Next Billion Consumers: A Fast- Growing Opportunity for Digital Commerce“, lebih dari satu miliar konsumen digital native akan berkembang pesat. Accenture menemukan pertumbuhan konsumen digital yang cepat di delapan negara, yakni Indonesia, Bangladesh, Mesir, Ethiopia, India, Kenya, Nigeria, dan Filipina.

“Saat ini, para perusahaan baik yang beroperasi di negara-negara tersebut perlu menyadari bahwa konsumen digital baru ini akan semakin relevan. Begitu juga bagi para perusahaan multinasional yang ingin mengembangkan bisnis mereka dan menyeimbangkan portofolio global mereka,” kata Global Commerce Lead, Accenture Song Fabio Vacirca dalam pernyataannya, Senin (15/5/2023).

Segmen inti konsumen digital baru itu mencakup tiga generasi, yaitu gen alfa yang lahir pada 2011—2025, gen Z yang lahir pada 1995—2010, dan milenial yang lahir pada 1977—1994. Para konsumen digital yang baru itu mewakili 36 persen atau lebih dari satu per tiga populasi negaranya.

Artinya, lebih dari satu per tiga penduduk Indonesia akan menjadi konsumen digital yang potensial. Accenture menyoroti salah satu temuan yang relevan bagi Indonesia, yakni 67,6 persen atau hampir tujuh dari sepuluh konsumen digital lebih memilih berbelanja di aplikasi media sosial daripada platform lainnya.

“Perusahaan yang pertama menyadari fenomena ini dan segera bertindak akan paham bahwa mereka perlu melakukan transformasi digital dan menemukan kembali model perdagangan mereka untuk memenuhi kebutuhan konsumen di masa depan,” ujar Vacirca.

Baca Juga: Omdia: Pasar Konsumen Digital Meningkat Pesat Tahun 2027

Satu Miliar Konsumen Digital Native

Konsumen Digital Native
Riset Accenture Konsumen Digital Native

Kendati, satu miliar konsumen digital baru itu akan menjadi peluang besar bagi perusahaan global. Studi lain juga menunjukkan bahwa bahwa volume perdagangan digital hanya meningkat empat kali lipat sejak 2017, menjadi US$211 miliar pada 2022, yang bisa diartikan sebagian besar perusahaan multinasional ternyata tidak siap untuk melayani para konsumen digital baru itu.

Menurutnya, perusahaan-perusahaan perlu menyadari bahwa strategi yang berdasarkan pada model konsumerisme barat, yaitu evolusi perlahan dari model perdagangan tradisional ke model perdagangan digital yang terjadi selama beberapa dekade, tidak akan berhasil untuk konsumen baru ini.

“Untuk penetrasi ke target market ini secara efektif banyak perusahaan harus membangun kekuatan digital mereka, baik dalam bentuk pengelolaan talenta yang tepat dan aset yang tepat, yang pada akhirnya akan memberikan penawaran dan pengalaman perdagangan digital yang berbeda dan lebih relevan,” pungkasnya.

Artikel berjudul Accenture: Ada 1 Miliar Konsumen Digital Native Baru yang ditulis oleh Aditya Fajar pertama kali tampil di Gizmologi



from Gizmologi https://ift.tt/XZK524g
via IFTTT