Jakarta, Gizmologi – Badan Perdagangan dan Pengembangan Amerika Serikat (US Trade and Development Agency/USTDA) memberikan hibah studi kelayakan guna mendukung pembangunan sistem kabel serat optik bawah laut di Indonesia. Terlebih masih banyaknya wilayah yang belum terhubung dengan internet, khususnya di wilayah 3T.

Hibah diberikan kepada PT Super Sistem Data (Super Sistem) yang kemudian memilih APTelecom yang berbasis di Florida, AS, sebagai mitra untuk melakukan penelitian. Adapun Proyek pembangunan sistem kabel yang diberi nama Barat Timur Indonesia (BTI) itu akan menghubungkan Batam, Jakarta dan Manado; mencakup tujuh stasiun pendaratan; dan memiliki panjang gabungan lebih dari 4.700 kilometer.

“Kemitraan ini akan mendorong salah satu tujuan utama pembangunan ekonomi dan konektivitas di Indonesia. Meningkatkan akses ke konektivitas yang terjangkau merupakan prioritas bagi USTDA di Indonesia dan negara-negara mitra lainnya di seluruh dunia,” kata Direktur USTDA Enoh T. Ebong lewat keterangan tertulisnya, Minggu (16/7/2023).

Adapun studi kelayakan ini akan menyediakan Super Sistem dengan analisis, desain dan rencana yang diperlukan untuk mengimplementasikan sistem kabel. “Sistem Kabel BTI kami lebih dari sekadar upaya memperluas jaringan yang sudah ada. Ini merupakan lompatan maju yang signifikan dalam hal kapasitas, keandalan dan jangkauan,” ujar Direktur Utama Super Sistem Kelvan Firman.

Baca Juga: Gandeng Inligo Networks, Indosat Ooredoo Hutchison Bangun Kabel Bawah Laut Sepanjang 18.000 Km

Kabel Bawah Laut di Indonesia

Kabel Bawah Laut

Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Y. Kim dalam kesempatan yang sama mengungkapkan kemitraan antara dua perusahaan diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dengan menyediakan kapasitas dan kemampuan untuk mengakses internet secara aman.

“Seperti yang kita ketahui, kabel bawah laut adalah tulang punggung infrastruktur internet global kita. Di Indonesia, kabel ini memainkan peran penting dalam menghubungkan satu pulau dengan pulau-pulau lainnya dan dengan seluruh dunia,” kata Dubes Sung Y. Kim.

Sedangkan Founder dan CEO APTelecom Eric Handa menilai permintaan akan data di Indonesia terus meningkat. “Banyak operator terkemuka dunia, layanan media over-the-top, dan pemain jaringan pengiriman konten mencari cara yang lebih baik untuk melayani pasar Indonesia,“ katanya.

Dukungan USTDA terhadap proyek ini juga diharapkan dapat memajukan Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (Partnership for Global Infrastructure and Investment/PGII) dan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (Indo-Pacific Economic Framework/IPEF) yang bertujuan mengembangkan, memperluas, dan menerapkan infrastruktur digital yang aman untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memfasilitasi masyarakat digital yang terbuka.

Artikel berjudul USTDA Bantu Studi Pembangunan Kabel Bawah Laut Buat Wilayah Terpencil Indonesia yang ditulis oleh Aditya Fajar pertama kali tampil di Gizmologi



from Gizmologi https://ift.tt/ir5G4jB
via IFTTT