Di awal tahun 2021 ini, East Ventures terus bergerak mencari startup potensial yang akan dikucuri pendanaan. Salah satu yang terbaru adalah Qapita Fintech, startup yang menyediakan platform manajemen ekuitas asal Singapura. Tanpa diungkapkan besaran nilainya, mereka baru saja mendapatkan investasi dari East Ventures.
Jika masih belum familiar, Qapita adalah perusahaan yang membantu perusahaan tertutup seperti startup untuk mengelola ekuitas. Mereka menyediakan platform yang mengelola pencatatan struktur kepemilikan saham perusahaan (tabulasi permodalan/cap table) dan rencana kepemilikan saham karyawan (ESOP). Selain itu juga berencana melakukan digitalisasi proses penerbitan saham dan opsi pembelian saham (equity awards).
Didirikan pada September 2019, Qanita dipimpin oleh CEO Ravi Ravulaparthi, COO Lakshman Gupta, dan CTO Vamsee Mohan. Mereka melihat peluang untuk melakukan digitalisasi dan membuat pasar modal privat lebih efisien. Ketiga pendiri berasal dari latar belakang profesi yang berbeda dengan pengalaman lebih dari 20 tahun bekerja sebagai banker, investor, dan ahli teknologi di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Baca juga: Gojek, Halodoc, dan East Ventures Ungkap Strategi Startup Bertahan di Masa Pandemi
Investasi East Ventures ke Qapita
Rencananya, putaran pendanaan dari East Ventures rencananya digunakan untuk memperkuat tim yang di Singapura, India, dan Indonesia. Sehingga perusahaan dapat mempercepat proses pengembangan produk dan penambahan klien. Mereka saat ini sudah memiliki kantor pusat di Singapura dan kantor operasional di India. Tidak mengherankan karena para pendirinya semua berkebangsaan India.
Willson Cuaca, Co-founder dan Managing Partner di East Ventures mengungkapkan ketertarikannya untuk berinvestasi di Qapita. Menurutnya, startup ini bisa memecahkan masalah klasik dalam manajemen cap table yang kerap dihadapi oleh para pendiri start-up di wilayah ini.
“Kami yakin solusi SaaS manajemen ekuitas digital, seperti yang disediakan oleh Qapita, akan segera diadopsi secara luas. Hal ini akan membantu mendorong ekosistem digital Asia Tenggara untuk melesat ke level selanjutnya,” ujar Willson, dalam siaran pers yang diterima Gizmologi di Jakarta (3/2).
Sebelumnya, pada September 2020 Qapita mendapatkan putaran pendaan awal (seed funding) senilai USD1,8 juta. Investasi tersebut dipimpin oleh Vulcan Capital Singapura yang juga diikuti oleh Koh Boon Hwee, K3 Ventures dan mitra dari NorthStar Group yaitu investor terkemuka Patrick Walujo.
Qapita Bidik Pasar Indonesia, dari pengelolaan ekuitas hingga pasar saham sekunder
Ravi Ravulaparthi, CEO dan Co-founder Qapita mengungkapkan kegembiraannya dengan investasi dan kemitraan ini. Menurutnya, East Ventures memiliki jejak yang luas dan tak tertandingi di dalam ekosistem start-up Indonesia, dan kami tidak sabar untuk dapat bekerja sama dengan mereka.
“Ekosistem yang berkembang pesat di Indonesia akan membutuhkan pengelolaan ekuitas secara digital, budaya ESOP, dan program likuiditas karyawan, serta akan mendorong perkembangan pesat di pasar saham sekunder. Qapita akan berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan ini dengan menyediakan solusi platform perangkat lunak. Kami berharap dapat membangun lebih banyak kemitraan bersama VC lain dengan portofolio yang tersebar di India dan Asia Tenggara,” kata Ravi.
Sementara Lakshman Gupta menambahkan, hanya dalam beberapa tahun ke depan, tidak akan ada lagi saham dan sertifikat berbasis kertas yang diterbitkan oleh startup di wilayah ini. Menurutnya, digitalisasi tidak akan terbendung dan penerbitan saham dan saham itu sendiri, akan berbasis elektronik.
“Qapita juga sedang membangun kapabilitas penerbitan saham digital di dalam platform kami, dan akan bekerja sama dengan mitra di divisi sekretariat perusahaan dan legal,” pungkasnya.
from Gizmologi https://ift.tt/3pOBNgG
via IFTTT
0 Komentar