Jakarta, Gizmologi – Tidak seperti kebanyakan orang atau Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyambut baik kehadiran Metaverse. CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk justru mengaku tidak tertarik dengan teknologi baru itu.

Dalam sebuah wawancara dengan situs satir konservatif The Babylon Bee, Musk ditanya pendapatnya tentang metaverse. Pria berusia 50 tahun ini mengatakan tidak bisa melihat use-case metaverse yang menarik.

“Saat ini saya tidak dapat melihat situasi metaverse menarik,” kata Musk, seperti dilansir Futurism.

Istilah metaverse sendiri mulai jadi perbincangan banyak orang – khususnya usai Facebook mengganti nama perusahaan induknya jadi Meta dan berfokus untuk membangun dunia virtual tersebut. Namun Metaverse, menurut bos SpaceX masih sangat jauh.

Terlebih metaverse saat ini hanya bisa diakses pengguna melewati perangkat realitas virtual (VR). Meski memakai perangkat VR, metaverse berbeda dengan pemaknaan VR standar yang umumnya hanya meliputi konteks gaming.

“Tentu saja kamu bisa memasang layar mengerikan ke wajah mereka sepanjang hari. Tapi Saya tidak yakin itu membuat kamu di Metaverse,” ujar orang terkaya di dunia itu.

Baca Juga: Jokowi: Nanti Bisa Pengajian dan Dakwah Virtual di Metaverse

Metaverse Tidak Menarik

Metaverse Jokowi Mark Zuckerberg

Di metaverse, orang dapat bersosialita dan bisa berjalan-jalan di taman virtual, menonton konser virtual, hingga nonton film virtual. Bahkan wujud seseorang di sana bisa memiliki avatar 3D-nya sendiri sebagai representasi di dunia virtual.

Selain itu, Musk juga menganggap bahwa pengalaman metaverse bakal terganggu oleh perangkat VR yang merepotkan. “Menjadi tidak nyaman jika benda ini diikatkan ke kepala Anda sepanjang waktu,” jelasnya.

Pria yang baru saja dinobatkan sebagai Person of the Year 2021 oleh Majalah Time itu malah menawarkan alternatif lain daripada Metaverse, yakni sebuah chip ditanamkan di otak manusia. Menurutnya proyek interface ‘otak komputer’, Neuralink, yang sedang dikembangkan perusahaannya bisa menempatkan seseorang sepenuhnya di dalam realitas virtual.

“Dalam jangka panjang, Neuralink yang canggih bisa menempatkan Anda sepenuhnya dalam realitas virtual,” imbuhnya.

Baca Juga: Tanggapi Jargon Metaverse Jokowi, Pakar IT: Gak Penting

Konsep Metaverse Jokowi

Meski belum ada contoh pengaplikasian yang riil, metaverse telah dibahas oleh sejumlah figur publik. Presiden Jokowi, misalnya, menyebut bahwa metaverse bakal bisa mewadahi kegiatan mengaji dan berdakwah secara virtual.

“Nanti semuanya dakwah virtual, pengajian virtual, tapi betul-betul kaya kita bertemu seperti ini, bukan seperti sekarang yang masih vicon (video conference),” kata Jokowi di acara Muktamar NU ke-34, Rabu (22/12).

Praktisi IT, Ainun Najib yang juga Arek NU asli Gresik ini, menilai konsep metaverse Jokowi masih terlalu dini untuk dibahas dengan kondisi Indonesia saat ini. Hanya saja ia, tidak ingin konsep metaverse Jokowi itu menjadi jargon semata.

“Gak penting banget ngurusin metaverse sekarang, ngurusin dunia riil aja belum beres,” kata pria yang sekarang tinggal di Singapura ini melalui pesan singkatnya kepada Gizmologi, Kamis (23/12).



from Gizmologi https://ift.tt/3EA2QmQ
via IFTTT