Jakarta, Gizmologi – Melalui gim tebak kata Wordle, seolah membuktikan kalau pada akhirnya gim yang bakal viral lebih dulu bukanlah jenis gim yang punya tampilan grafis tinggi atau gameplay dengan cerita menggugah. Dengan banyaknya masyarakat yang bermain gim tersebut, sang kreator memutuskan untuk melepas Wordle ke The New York Timer.

Ya, bagi Gizmo friends yang belum tahu, beberapa pekan terakhir media sosial diramaikan oleh para pemain gim Wordle yang terus membagikan progress bermainnya setiap hari. Umumnya berupa cuitan dengan judul gim dan logo kotak-kotak tiga warna—menggambarkan perjalanan menebak kata setiap sesi. Jumlah penggunanya pun melonjak instan.

Dikutip dari New York Times, Wordle sendiri baru muncul sejak Oktober tahun lalu. Sang kreator, Josh Wardle merilisnya hanya untuk menemani ia dan pasangannya bermain setiap hari selama masa pandemi. Josh pun tak menyangka bisa seramai saat ini, di mana dirinya sampai merasa overwhelmed atau kewalahan.

Baca juga: Begini Cara Main Wordle & Katla, Gim Tebak Kata Sederhana yang Lagi Populer

Wordle Dibeli Lebih dari USD1 Juta

Wordle
(Sumber: Penguin Books)

Pengumuman akan dibelinya gim Wordle oleh pihak New York Times sendiri telah terbit akhir bulan lalu. Proses tersebut dianggap penting bagi pihak yang dulunya dikenal sebagai penerbit koran paling populer di Amerika Serikat, untuk perkembangan gim terutama yang sejenis seperti crossword dan Spelling Bee. Juga untuk tingkatkan jumlah jumlah subscription hingga 10 juta orang di 2025.

Saat ini, jumlah pengguna Wordle sendiri diperkirakan sudah mencapai lebih dari 2,7 juta orang per bulan—jauh berkembang dari hanya 90 pada awal November, lalu menjadi 300 ribu orang di pertengahan Januari 2022 kemarin. Sang pemilik gim pun mengatakan proses akuisisi ini terasa cocok, karena ia juga terbiasa mainkan gim TTS milik New York Times.

“New York Times Games (subscription digital) memainkan peran besar dalam asal usulnya (Wordle), dan langkah ini terasa sangat alami bagi saya,” kata Josh dalam sebuah rilis resmi. Mengingat pihak New York Times harus mencari pendapatan agar perusahaan bisa terus berjalan, bagaimana dengan nasib Wordle ke depannya?

Diklaim Bakal Tetap Gratis Untuk Dimainkan

Cara Main Wordle

Dalam rilis yang sama, perusahaan sebutkan kalau Wordle awalnya akan tetap gratis baik bagi pemain baru dan yang sudah ada. Penggunaan kata ‘awalnya’ di sini bisa multitafsir. Selain bisa saja tetap digratiskan, ada kemungkinan lain seperti dimunculkan iklan atau memerlukan login profil khusus agar bisa bermain.

Perubahan tersebut tentu bisa membuat para pemain yang sudah terbiasa akses situs orisinilnya saat ini mundur atau kurang minat bermain ketika ada perubahan nantinya. Pasalnya, sistem bermain yang dirancang Josh saat ini sangat simpel. Hanya dengan akses situs mobile, tanpa proses login, juga tidak ada iklan sama sekali.

Karena lagi-lagi proyek gim tersebut hanya ia buat secara iseng, alias tidak berniat untuk meraup keuntungan sejak awal. Cara bermainnya pun simpel, di mana pemain bisa menebak sebuah kata dengan enam kesempatan, hanya satu kali dalam sehari. Setelah bermain, gim pun tidak menggunakan kalimat persuasif untuk mengajak bermain di keesokan harinya.

Sembari proses akuisisi berlangsung, pertumbuhan aplikasi cloning alias yang meniru Wordle pun terus bertambah. Pihak Apple sendiri sampai ikutan membantu basmi jenis gim tiruan tersebut, sementara cerita lain sebutkan bila salah satu pengembang tiruannya mengontak Josh untuk menentukan tata cara donasi pendapatan dari iklan yang pengembang tiruan tersebut dapatkan.



from Gizmologi https://ift.tt/xwd09v1tq
via IFTTT