Jakarta, Gizmologi – Razer terus menghadirkan periferal gaming baru untuk mengakomodir kebutuhan penggunanya yang beragam. Tak hanya bagi gamers, Razer juga menghadirkan varian produk yang dibanderol dengan harga lebih terjangkau untuk semua kalangan, salah satunya mouse Razer DeathAdder V2 x HyperSpeed.

Mengingat saat ini sudah semakin banyak gamer yang ingin tampil minimalis, tanpa kehadiran kabel. Saya sendiri termasuk gamer casual dan lebih mementingkan perangkat wireless yang ringkas dengan portabilitas tinggi, sehingga cocok untuk digunakan dalam berbagai kondisi.

Desain & Spesifikasi

Razer DeathAdder V2 x HyperSpeed

Razer tampaknya meneruskan bahasa desain yang sudah dihadirkan dari mouse pendahulunya, yakni Orochi V2 untuk merancang mouse nirkable yang sederhana. DeathAdder V2 tampil minimalis dengan warna hitam doff di seluruh bodinya, seakan menyembunyikan kesan perangkat ini merupakan mouse gaming. Bahkan logo Razer-nya saja tidak dihiasi lampu lighting atau RGB-RGBan.

Sejatinya, mouse ini juga hadir dalam balutan warna putih seperti pendahulunya. Bagian atas atau tutupnya bisa dikustomisasi lewat Razer Customs—ada di situs resminya, namun sepertinya aksesori seperti ini bakal susah didapat di Indonesia. Dirancang simetris dan ringan, desainnya dibuat agar pas untuk beragam jenis kebiasaan penggunaan.

Fitur serta desain ergonomis yang ditawarkan terbilang mirip dengan Orochi V2. Salah satu perbedaan yang mencolok adalah posisi tombol DPI di V2 X Hyperspeed yang kini berada di ujung tombol klik kiri mouse. Alhasil saat menggenggam Razer DeathAdder V2 X Hyperspeed ini, mouse ini rasanya memang sangat cocok untuk gamer dengan tangan yang cukup besar.

Ukurannya lebih besar dibandingkan dengan mouse Razer Orochi V2 yang pernah kami review sebelumnnya. Untuk ukurannya yang besar, mouse ini memiliki bobot yang terbilang ringan, yaitu hanya sekitar 103 gram, jadi mudah untuk dibawa ke mana-mana.

Konektivitas

Razer DeathAdder V2 x HyperSpeed

Beralih ke tombol, mouse ini punya tujuh tombol (termasuk tombol kanan, kiri dan scroll), dimana beberapa tombol dapat dikustom fungsinya oleh pengguna. Selain tiga tombol utama, tombol lainnya yaitu tombol dua tombol pengaturan DPI di sudut kiri, dan juga dua tombol ekstra di samping bagian kiri.

Tombol-tombol ini menggunakan Razer Mecahincal Mouse Switch Gen 2, yang diklaim memiliki ketahanan pakai hingga lebih dari 60 juta kali. Penempatan tombol-tombol pada mouse terasa cukup nyaman di tangan pengguna, karena semuanya cukup mudah dijangkau oleh jari-jari pengguna. Bahkan dua tombol ekstra yang ada di sisi samping, juga sangat mudah dijangkau oleh ibu jari.

Sama halnya dengan Orochi V2. Kamu bisa menyambungkannya ke mouse DeathAdder V2 seperti desktop PC maupun laptop dengan berbagai cara. Selain lewat USB adapter, juga bisa dengan Bluetooth Low Energy (BLE). Masing-masing memiliki keunggulannya sendiri-sendiri.

Dengan adapter HyperSpeed 2.4GHz, perangkat ini akan jadi lebih responsif dan akurat untuk tiap gerakannya. Sementara bila kamu sedang gunakan laptop yang tak memiliki port USB-A atau hanya memiliki port USB Type-C tak perlu repot-repot pakai dongle. Cukup gunakan mode sambungan Bluetooth saja, yang bisa diatur lewat switch pada bagian bawah bodinya.

Untuk konsumsi daya, DeathAdder V2 terbilang awet karena mouse ini memiliki dua slot baterai dengan ukuran berbeda, yaitu berukuran AAA dan AA. Dan pengguna bisa memilih salah satu slot untuk diisi baterai.

Jika menggunakan baterai AA, Razer mengklaim durasi pemakaian mouse ini bisa mencapai 950 jam lewat konektivitas Bluetooth. Kalau pakai adapter USB, turun sekitar setengahnya, yaitu kisaran 425 jam. Sementara untuk baterai AAA, bakal turun sekitar sepertiga dari masing-masing durasi.

Fitur

Razer DeathAdder V2 x HyperSpeed

Seperti perangkat periferal dari Razer lainnya, mouse DeathAdder V2 X Hyperspeed juga memiliki konfigurasi yang dapat diakses melalui aplikasi Razer Synapse. Menu yang tersedia di aplikasi ini termasuk pengaturan kustom mapping untuk tombol-tombol yang tersedia, menu pengaturan sensitivitas mouse, kalibrasi dan power.

Untuk kustom mapping tombol, semua tombol dapat diatur ulang fungsinya, kecuali untuk tombol kiri utama. Terdapat total 8 fungsi tombol yang dapat diatur, termasuk Scroll Click, dan scroll Up/Down.

Pengaturan sensitivitas DPI yaitu untuk fungsi tombol DPI yang ada pada sudut kiri atas mouse. Tombol DPI memungkinkan pengguna untuk mengatur DPI pada mouse dengan lima level default yaitu 400 DPI, 800 DPI, 1600 DPI, 3200 DPI, dan 6400 DPI. Namun pengguna bisa mengatur masing-masing level DPI dengan maksimal hingga 14000 DPI.

Selain itu ada juga pengaturan polling rate, dengan opsi default yang dapat dipilih pengguna yaitu 125,500 dan 1000Hz. Semakin tinggi polling rate, semakin cepat respon data yang dikirim dari mouse ke PC. Bagi para gamers, tentunya pengaturan polling rate tertinggi akan lebih menguntungkan.

Menu kalibrasi bisa dimanfaatkan pengguna yang ingin mengkalibrasikan mouse dengan permukaan yang digunakan mengoperasikan mouse tersebut, apakah menggunakan mousepad khusus atau langsung di atas meja.

Sedangkan untuk menu power, pengguna dapat mengatur mode sleep pada mouse. Saat mouse tidak digunakan dalam waktu tertentu yang telah diatur pengguna, maka mouse akan masuk ke mode sleep, tentunya untuk lebih menghemat daya baterai.

Performa

Razer Deathadder V2 X Hyperspeed

Saya telah menguji mouse Razer DeathAdder V2 X HyperSpeed selama seminggu. Mengguakannya untuk bermain Valorant dan Genshin Impact, hasilnya mouse ini cukup responsif dan akurat sebagai sebuah mouse wireless. Karena mouse ini hitungannya cukup besar, saya membutuhkan ruang gerak yang cukup luas untuk menggerakan mouse ini agar lebih nyaman.

Gerakan mouse ini sangat responsif dan presisi, saya seperti merasa tidak menggunakan sebuah mouse wireless. Apalagi penggunaan mouse feet bermaterial 100% PTFE (polytetrafluoroethylene), dirasa cocok untuk digunakan pada berbagai jenis permukaan sehingga menghadirkan gerakan mouse yang tetap akurat.

Switch mekanikal pada setiap tombolnya juga memberi feel “klik” yang yaman setiap melakukan aksi seperti menembak misalnya. Tombol klik juga terasa sangat responsif tanpa terasa delay, yang mungkin biasanya masih ditemui saat menggunakan mouse wireless.

Kesimpulan

Razer DeathAdder V2 x HyperSpeed

Dengan seluruh fitur yang ditawarkan, Razer DeathAdder V2 X Hyperspeed dibanderol dengan harga Rp 999.999. Harga yang cukup bersaing dengan mouse gaming lain, bahkan punya fitur yang cukup layak dipertimbangkan.

Desainnya yang tak terlalu mencolok membuatnya cocok untuk penggunaan di kondisi profesional sekalipun. Tak hanya untuk gamer, kreator konten juga bisa rasakan benefit dari akurasi tinggi yang diusung oleh HyperSpeed, plus pintasan yang bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan masing-masing pengguna. Overall, paket lengkap nan cocok untuk banyak kalangan.



from Gizmologi https://ift.tt/F3UpBXt
via IFTTT