Jakarta, Gizmologi – Teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan berkembang dengan sangat pesat. Sayangnya hal tersebut juga membawa potensi sekaligus ancaman siber bagi pelaku bisnis yang menggunakan teknologi tersebut.

General Manager untuk Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong menyebutkan penggunaan teknologi AI bisa dirasakan dalam kegiatan sehari-hari misalnya jam tangan pintar yang bisa menghitung detak jantung pengguna sampai mobil swakemudi.

“AI, seperti ChatGPT, juga menunjukkan kemungkinan terobosan dan manfaat luar biasa yang dapat dibawanya ke semua industri dan fungsi bisnis,” ungkap Yeo dalam keterangannya, Senin (6/3/2023).

Di sisi lain, Kaspersky memprediksi bahwa teknologi inovatif seperti Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), antarmuka suara, dan otomatisasi proses (termasuk robotisasi komunikasi) hingga pengujian dan penilaian yang mendukung AI seperti ini yang akan memicu peningkatan serangan siber pada tahun 2023.

Oleh karena itu, inovasi teknologi yang cepat, sistem yang kompleks, dan berbagi data yang semakin terhubung inilah yang memungkinkan risiko upaya siber menjadi lebih terorganisir dan tersebar luas di dalam negeri.

Baca Juga: Kaspersky Luncurkan Platform XDR Buat Perangi Ransomware 3.0

Potensi Ancaman AI

Ancaman AI
contoh AI

Misalnya, data terbaru Kaspersky menunjukkan bahwa solusi perusahaan telah memblokir sebanyak 41.039.452 ancaman online yang menyasar pengguna di Indonesia selama periode Januari hingga Desember 2022. Hal ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-68 secara global dalam hal bahaya yang terkait dengan berselancar di web.

“Namun, statistik kami untuk Indonesia tahun lalu menegaskan bahwa adopsi teknologi canggih harus terus disertai dengan antisipasi dan respons perusahaan yang tepat terhadap serangan siber,” paparnya.

Pada periode yang sama, terdapat 56.463.262 serangan offline diblokir Kaspersky di Indonesia. Angka ini menurun 24,52% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2021 dengan 74.803.899 insiden lokal pada komputer peserta KSN di Indonesia. Hal ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-64 secara global dalam hal ancaman lokal.

Untuk membangun langkah-langkah keamanan siber dalam teknologi yang sedang berkembang ini, Yeo menyarankan untuk memahami cara kerja AI modern dan disiplin yang mendasarinya saat ini, sehingga penerapannya dalam bisnis dapat berjalan dengan baik dan aman.

“Dari sudut pandang kami sebagai ahli, pengesahan undang-undang perlindungan data di Indonesia telah membuka jalan bagi perusahaan domestik untuk lebih percaya diri dalam mengembangkan ekosistem bisnis digital mereka dengan AI dan kepercayaan ini harus sejalan dengan komitmen negara untuk memperkuat kemampuan pertahanan TI nya,” pungkasnya.

Artikel berjudul Prediksi Kaspersky, AI Memicu Lebih Banyak Serangan Siber yang ditulis oleh Aditya Fajar pertama kali tampil di Gizmologi



from Gizmologi https://ift.tt/RxozMY0
via IFTTT