Jakarta, Gizmologi – Sennheiser resmi memperkenalkan perangkat microphone wireless Sennheiser EW-DX di Indonesia. EW-DX adalah penerus seri wireless G4 yang diklaim akan menjadi standar baru dalam industri live audio.

EW-DX merupakan microphone nirkabel dengan latensi terendah di pasar, yaitu 1,9 milidetik. Selain itu, mikrofon ini mampu menghilangkan kebutuhan penghitungan frekuensi dan menghadirkan rentang dinamis input ultra lebar 134 dB yang memungkinkan transmitter-nya untuk menerima sinyal apa pun yang diberikan.

“Link Density Mode akan memberi Anda lebih banyak ruang untuk bermanuver dalam spektrum RF yang padat. Sehingga kualitas audio dan daya transmisi tidak akan berkurang, lantaran sinyal suara masih bisa diterima dengan baik,” ujar Technical Application Engineering Manager Sennheiser APAC, Kenan Phang di acara peluncurannya.

Dalam pengoperasiannya, microphone nirkabel digital Sennheiser EW-DX bisa disambungkan dengan beberapa perangkat penunjang seperti transmitter bodypack, receiver yang memiliki layar status operasi input dan output suara, dan komputer (PC). Pengguna yang memakai alat ini bisa memantau dan mengontrol input atau output suara via PC.

Untuk transmitternya bisa menjangkau hingga 100m, bergantung pada lingkungan RF. Sennheiser merancang microphone ini dengan sangat presisi, di mana microphone ini sangat minim intermodulasi, sehingga tidak mengalami interferensi frekuensi saat digunakan dengan perangkat lain.

Baca Juga: Sennheiser IE 200, In-Ear Monitor yang Cocok Buat Penikmat Audiophile

Fitur Microphone Sennheiser EW-DX

Microphone Sennheiser EW-DX
Technical Application Engineering Manager Sennheiser APAC, Kenan Phang

Sedangkan bandwidth channel, EW-DX mengakomodasi hingga 146 link dengan frekuensi yang sama di kisaran 600 kHz. Sementara di mode Link Density Mode dengan frekuensi di sekitar 300kHz, ini bisa mengakomodir hingga 293 link.

EW-DX memiliki dua kanal receiver untuk memastikan transmisi sinyal bekerja dengan seamless, sehingga microphone bisa mengirim sinyal dengan latency yang sangat rendah yaitu hanya 1,9ms. “Dengan aplikasi Smart Assist App, pengguna bisa dibantu untuk memasang konfigurasi Sennheiser EW-DX, serta memantau pengoperasian alat tersebut dair perangkat smartphone,” jelas Kenan.

Transmiternya juga memiliki konektivitas BLE (Bluetooth Low Energy), sehingga pengguna bisa mengkonfigurasi perangkat dari jarak jauh menggunakan aplikasi dari perangkat gadget. Microphone Sennheiser EW-DX juga memiliki panel E-Ink, untuk menampilkan beberapa informasi bagi pengguna.

Menggunakan baterai BA 70 yang dapat diisi ulang, microphone ini Bisa digunakan dengan waktu pengoperasian selama 12 jam. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan perangkat microphone wireless dengan baterai AA standar mencapai delapan jam. Untuk keamanannya, perangkat ini punya enkripsi AES-256 untuk transmisi yang aman.

Perangkat ini tersedia di Indonesia dengan sistem pre-order melalui PT Lintas Usaha Aneka Sarana, dengan berbagai paket, yang paling terjangkau yaitu sekitar Rp 47 jutaan. Sennheiser juga menghadirkan beragam aksesoris pendukung untuk Microphone Sennheiser EW-DX seperti diantaranya baterai, kabel dan pengisian daya, Pemisah antena aktif EW-D ASA, penguat antena EW-D AB, dan antena directional pasif ADP UHF.

Artikel berjudul Sennheiser EW-DX, Standar Baru Microphone Wireless yang ditulis oleh Aditya Fajar pertama kali tampil di Gizmologi



from Gizmologi https://ift.tt/kIGNyf2
via IFTTT