Jakarta, Gizmologi – Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo melakukan pengakhiran kontrak Proyek Hot Backup Satellite (HBS) lebih awal. Hal ini seiring dengan berhasil diluncurkannya SATRIA 1 pada 19 Juni 2023 di Florida yang saat ini sedang dalam perjalanan menuju orbitnya di 146 Bujur Timur.

Baca juga: SATRIA-1 Melesat ke Angkasa, Internet Indonesia Bakal Merata

Anggaran untuk HBS sendiri akan direalokasikan untuk perluasan dan peningkatan akses dan konektivitas digital nasional. Menurut Sarwoto Atmosutarno, Ketua Satuan Tugas BAKTI Kominfo, hal itu sesuai dengan arahan dan rekomendasi kepada BAKTI Kominfo.

“Satgas BAKTI Kominfo telah mengkaji usulan dan menyetujui pengakhiran lebih awal Kontrak HBS. Setelah mempertimbangkan aspek urgensi, anggaran, kemajuan kontrak, dan risiko operasional SATRIA 1 yang telah meluncur dengan sukses,” ujarnya usai rapat koordinasi rutin Satgas BAKTI Kominfo di Jakarta Selatan (19/10).

Ia menambahkan, usulan itu merupakan bagian dari pemanfaatan keterbatasan sumberdaya finansial dalam menuntaskan target inklusi digital nasional. Pertimbangan pengakhiran juga dilandasi adanya upaya Manajemen BAKTI Kominfo dalam melakukan mitigasi risiko atas kebutuhan layanan internet di lokasi layanan publik serta mengkordinasikan pengakhiran ini dengan Konsorsium Nunsantara Jaya (KNJ).

Sebagai informasi, Satgas BAKTI Kominfo adalah satuan tugas yang dibentuk melalui Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 472 Tahun 2023. Tugasnya adalah untuk melakukan percepatan penyelesaian dan optimalisasi program penyediaan infrastruktur telekomunikasi dan informasi pada Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo. Satgas antara lain bertugas memastikan pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan informasi oleh BAKTI seperti penyediaan akses internet di wilayah 3T, pembangunan BTS, penyediaan jaringan serat optik Palapa Ring, penyediaan HBS dan pengoperasian SATRIA-1.

Realokasi Anggaran Proyek Hot Backup Satellite

Satelit SATRIA 1

Proyek Hot Backup Satellite sendiri dirancang untuk dapat beroperasi sebelum atau paling lambat bersamaan dengan Proyek Kerjasama Pemerintah Badan Usaha Satelit Multifungsi Pemerintah (KPBU SATRIA). Hal ini ditujukan sebagai mitigasi atas risiko apabila terjadi gagal luncur dan sekaligus menyediakan kapasitas cadangan sebelum Proyek SATRIA 1 beroperasi secara optimal.

Dengan keberhasilan peluncuran tersebut, anggaran HBS akan direalokasikan untuk prioritasi perluasan dan peningkatan akses dan konektivitas digital nasional. Ini mengingat pentingnya BAKTI untuk memanfaatkan keterbatasan sumber daya finansial dalam menuntaskan target-target inklusi digital.

Satgas BAKTI telah mengkaji usulan dan menyetujui pengakhiran lebih awal Kontrak HBS setelah aspek urgensi, anggaran, kemajuan kontrak, dan risiko operasional SATRIA 1 yang telah meluncur dengan sukses dianalisa oleh Manajemen BAKTI. Satgas BAKTI Kominfo telah menerima dan memberi rekomendasi terkait governance, risk, and compliance atas pengakhiran kontrak hot backup satellite yang disampaikan oleh Direktur Utama BAKTI Kominfo.

Satgas juga memastikan bahwa manajemen BAKTI telah melakukan mitigasi risiko atas kebutuhan layanan internet di lokasi-lokasi layanan publik serta mengkordinasikan pengakhiran ini dengan KNJ. Satgas menekankan pentingnya BAKTI untuk mempedomani aspek tidak adanya kerugian negara yang timbul akibat pengakhiran kontrak HBS tersebut.

Sarwoto menegaskan, satu hal yang juga harus jadi pertimbangan adalah bahwa kita harus fokus kepada SATRIA 1 yang akan banyak menyita energi dan tidak boleh gagal dalam pelaksanaannya. “Satelit SATRIA-1 ini akan segera beroperasi awal 2024 sehingga kita akan sangat sibuk sekali dengan bagaimana memanfaatkannya secara optimal, baik untuk kapasitas space segment ataupun ground segment. Jangan sampai kita tidak fokus,” imbuhnya.

Sebagaimana namanya, Hot Backup Satellite berfungsi sebagai satelit cadangan jika satelit internet cepat SATRIA-1 mengalami anomali ketika meluncur.  Total nilai Proyek Hot Backup Satellite adalah Rp. 5,2T. Pembayaran yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah senilai Rp. 3,5T ditambah cost of money dan akan dikembalikan oleh KNJ. Saat ini SATRIA-1 sedang dalam perjalanan menuju orbitnya dan diperkirakan dapat dikaryakan pada awal tahun 2024.

Artikel berjudul BAKTI Kominfo Akhiri Kontrak Proyek Hot Backup Satellite Senilai 5,2 Triliun Lebih Awal yang ditulis oleh Bambang Dwi Atmoko pertama kali tampil di Gizmologi



from Gizmologi https://ift.tt/5SWdr8s
via IFTTT