Jakarta, Gizmologi – Tantangan industri e-commerce di Indonesia mulai terasa saat sempat ramainya berita penjual offline yang merasa dicurangi oleh penjual online. Hal ini membawa perubahan yang cukup besar dan berdampak pada industri e-commerce. Jumlah penjual yang harus difilterisasi mengikuti pemerintah dan pangsa pasar yang menurun harus dialami oleh e-commerce di Indonesia.

Oleh karena itu, Lazada dan e-commerce lainnya mencoba untuk meningkatkan UMKM lokal agar bisa terdigitalisasi. Karena Lazada masih merasa bahwa ada tiga tantangan industri e-commerce yang perlu ditangani. Meski tantangan yang disebut bukanlah hal yang harus diselesaikan seorang diri, melainkan harus dibantu oleh beberapa pihak swasta dan juga pemerintah.

Tiga tantangan industri e-commerce di Indonesia ini diungkapkan oleh Lazada dalam gelaran media luncheon di kantor Lazada, Capital Place, Jakarta, (9/11/2023). Tak hanya membahas soal tantangan, namun Lazada juga membahas mengenai wawasan, strategi, dan fitur Lazada yang dapat membantu penjual sukses di ekosistem ekonomi digital.

Baca Juga: Gandeng Inecosolar, Lazada Logistik Bangun Fasilitas Panel Surya di Cimanggis

Tantangan Industri E-commerce

Tantangan industri e-commerce
(Kiri) Ogie Baringbing, Head of Livestream Lazada Indonesia dan (Kanan) Stefan Winata, Head of Seller Development and Sales Operations Lazada Indonesia.

Menurut laporan e-Conomy SEA 2023 yang diterbitkan oleh Google, Termasek, dan Bain & Company, pasar e-commerce Indonesia pada 2023 diproyeksi menyumbang 45 persen nilai penjualan bruto (GMV) di wilayah Asia Tenggara dengan angka US$62 miliar atau sekitar Rp973 triliun. Industri e-commerce sendiri menyumbang sekitar 74% dari total GMV ekonomi digital Indonesia yang diperkirakan mencapai angka US$82 miliar atau sekitar Rp1.287 triliun pada 2023.

“Dua faktor ini menyatakan bahwa peluang pasar e-commerce di indonesia itu memang luar biasa besarnya,” ujar Stefan Winata, Head of Seller Development and Sales Operation Lazada Indonesia.

Stefan bercerita, saat ia dan tim Lazada berinteraksi dan berdialog bersama seller-seller, banyak kendala yang dialami oleh seller setelah dikulik. Berdasarkan jawaban ini lah, Stefan menemukan tantangan industri e-commerce di Indonesia.

Tantangan pertama, Lazada merasa untuk kesiapan talenta ekonomi digital belum merata. Kedua, Lazada melihat bahwa literasi digital dan juga e-commerce di indonesia juga belum merata. Dan yang ketiga, ada keperluan untuk inovasi yang terus berkelanjutan untuk mengatasi kompetisi yang makin hari makin ketat.

Kondisi saat ini menegaskan kembali visi Lazada Indonesia untuk mendorong perjalanan transformasi digital bagi jenama (merek) lokal dan UMKM dengan menggiatkan inovasi dalam berbagai program yang bisa memperkuat bisnis mereka di ranah digital.

Tahun ini, Lazada juga menjadi mitra resmi belanja online dalam Hari Belanja Nasional atau Harbolnas 11.11 dan 12.12. Ajang promosi ini menjadi yang ditunggu-tunggu untuk toko dan juga pembeli.

”Jadi, kami mengundang seluruh penjual di Lazada untuk memanfaatkan berbagai fitur yang telah kami sediakan agar bisa sukses dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi digital Indonesia,” ungkap Stefan.

Artikel berjudul Lazada Ungkap 3 Tantangan Industri E-commerce di Indonesia yang ditulis oleh Zihan Fajrin pertama kali tampil di Gizmologi



from Gizmologi https://ift.tt/DT5oK98
via IFTTT