Peran investor memang sangat penting bagi startup, demi keberlangsungan mereka untuk terus mengembangkan bisnis. Maka dari itu, kabar pendanaan selalu menjadi angin segar. Salah satu yang baru saja berhasil mendapatkan pendanaan seri A adalah Ula, startup e-commerce lokal yang fokus pada transformasi UMKM.
Berbasis di Indonesia, Ula baru saja umumkan perolehan pendanaan Seri A senilai 290 miliar Rupiah. Dipimpin oleh Quona Capital, yang merupakan salah satu investor utama dalam putaran pendanaan awal Ula, bersama dengan B Capital Group. Investor yang telah berpartisipasi sebelumnya seperti Lightspeed India dan Sequoia Capital juga kembali ikutan dalam pendanaan kali ini.
Rencananya, pendanaan seri A ini bakal digunakan oleh Ula untuk maksimalkan rencana ekspansinya, serta kembangkan produk dan layanan, termasuk meluncurkan kategori produk baru. Saat ini, Ula hadir sebagai e-commerce grosir multi-kategori horizontal. Gabungkan teknologi, peralatan dan keterampilan ritel modern dengan struktur biaya ramping dari ritel mikro tradisional.
Baca juga: Digitalisasi 250 Ribu UMKM, Gerakan Toko Bersama Gandeng Youtap
Ula Bakal Utamakan Masa Depan Peritel Kecil
Nipun Mehra, co-founder dan CEO Ula menyatakan bila UMKM sangat terintegrasi dengan ekonomi dan budaya Indonesia. “Mereka adalah wirausahawan dan pengusaha mikro yang jika dibandingkan dengan peritel modern, sebetulnya menjalankan bisnis dengan biaya yang sangat efisien.”
Menurutnya, bisnis UMKM skala kecil sebabkan mereka berposisi paling rentan dalam rantai penjualan ritel, dan harus menghadapi beragam tantangan. Seperti keterbatasan ketersediaan produk, tingginya harga produk di pasaran untuk dapat dijual, layanan yang belum maksimal dan modal kerja terbatas.
Tak hanya satu kategori saja yang mengalami tantangan tersebut, melainkan secara menyeluruh mulai dari Fast Moving Consumer Goods (FMCG), pakaian, elektronik dan barang-barang konsumsi. Didirikan oleh empat orang, penemu Ula memiliki tujuan yang sama, yaitu ingin selesaikan permasalahan dalam industri dengan hadirkan pendekatan yang utamakan peritel.
Untuk mendukung para UMKM, Ula berikan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggannya, yang mereka sebut dengan mitra Ula. Lewat aplikasinya, Ula hadirkan layanan doorstep delivery yang mudahkan pengelolaan stok barang, mungkinkan UMKM gunakan modal mereka untuk kebutuhan lainnya. Tak perlu lagi menutup toko demi ke pasar dan mengantre.
Mitra Ula Mendapat Peningkatan Laba Selama Pandemi
Hasilnya, banyak mitra Ula yang alami peningkatan laba harian hingga 15%, akibat durasi waktu buka toko yang jadi lebih panjang. Lewat jasa yang disediakan, mereka dapat mengurangi kemungkinan habisnya persediaan barang. Serta harga pembelian stok barang yang kompetitif, tanpa harus melakukan survei langsung ke pasar.
Sekarang ini, Ula fokus pada produk kebutuhan harian yang termasuk dalam FMCG dan kebutuhan pokok. Terutama dalam situasi pandemi di mana diterapkan pembatasan sosial berskala besar, maka lebih banyak UMKM yang manfaatkan layanan pengiriman stok langsung ke toko. Pendapatan pemilik toko jadi terlindungi, karena bisa terus buka tanpa harus bepergian.
Selain di Indonesia, Ula juga memiliki tim yang tersebar di India dan Singapura. Saat ini, mereka sedang membentuk tim teknologi di ketiga negara tersebut, dan sedang merekrut berbagai peran kunci dalam manajemen kategori, analitik, kredit, serta pemimpin P&L (profit and loss) kota di Indonesia.
“Dalam empat tahun ke depan, pengeluaran ritel Indonesia diperkirakan akan melampaui US$ 500 miliar, yang mayoritas didorong oleh jutaan peritel kecil,” jelas Kabir Narang, founding general partner di B Capital Group, yang menjadi salah satu investor pendanaan Ula kali ini. “Kami sangat senang dapat bermitra dengan para founder dan tim manajemen Ula, yang luar biasa dalam mendorong inovasi ini dan memberdayakan jutaan bisnis.”
from Gizmologi https://ift.tt/3j8nDEC
via IFTTT
0 Komentar