“OnePlus is back!” adalah kalimat pembuka yang seharusnya bisa saya gunakan secara mantap tanpa menggunakan tanda kutip, dan ulasan OnePlus 11 bisa menjadi angin segar. Seharusnya bisa menjadi opsi smartphone flagship baru yang cukup segar dan bisa dilirik bagi mereka yang mungkin bosan dengan penawaran Apple atau Samsung.
Ya, “seharusnya”, karena sampai saat ini, OnePlus Indonesia tidak kunjung memberikan kejelasan terkait kembalinya mereka secara resmi ke pasar smartphone Tanah Air. Bahkan, melihat aktivitas dari sejumlah akun media sosial yang baru diaktifkan, nampaknya harapan tersebut terpaksa harus kembali dikubur.
Tapi karena saya sudah “terlanjur” menjajal smartphone jagoan OnePlus di 2023 ini, rasanya ulasan ini masih cukup relevan untuk saya sampaikan, setidaknya bisa memberikan gambaran bagaimana kualitas smartphone OnePlus—sangat berbeda dibandingkan masa-masa OnePlus 5-6 tahun lalu. Untuk menjadi bahan pertimbangan bagi Gizmo friends yang ingin membelinya secara non-resmi, atau selebihnya, menantikan kehadiran resminya yang belum bisa dipastikan waktunya.
Menjadi bagian dari OPPO, apakah flagship OnePlus bisa sebaik flagship OPPO Find Series? Berikut review OnePlus 11 selengkapnya.
Desain
Mewah dan berbeda. Menurut saya pribadi, OnePlus telah memberikan usaha lebih keras sejak generasi OnePlus 7 Series, agar smartphone mereka lebih layak dianggap sebagai flagship dalam segi desain. Begitu pula dengan OnePlus 11 yang terasa dan terlihat seperti flagship premium, berkat desain dan beberapa ornament tambahan yang dibawanya.
Kalau Gizmo friends sudah pernah menggenggam flagship OPPO Find X3 Pro/X5 Pro sebelumnya, impresinya kurang lebih sama. Memang, material bodi OnePlus 11 tidak terbuat dari keramik. Tapi kombinasi material kaca dan aluminium yang digunakan membuatnya terasa solid. Masih cukup ramping di 8,5mm, dan terasa lebih ramping berkat lekukan pada sisi kiri dan kanan bodi, baik depan maupun belakang.
Baca juga: Review OPPO Find X5 Pro: Penyempurnaan Sebuah Flagship Premium
Bobot 205 gram pada OnePlus 11 juga terasa pas, cukup ringan namun juga tidak ringkih. Opsi warna Eternal Green dengan permukaan glossy tentu bisa meninggalkan bekas sidik jari dengan mudah. Namun karena warnanya cukup cerah, bekasnya tergolong tipis, dan mudah dibersihkan. Selama kurang lebih satu bulan penggunaan tanpa case, tidak ada bekas goresan tipis sama sekali baik pada bodi dan sisi bingkai perangkat.
Termasuk pada modul kamera belakangnya yang terlihat unik dan mewah. Menurut saya, ada dua hal yang bikin mewah; desainnya yang seolah terintegrasi sekaligus dengan efek glitter yang sangat subtle pada lingkaran hitamnya, serta kehadiran logo “Hasselblad” yang memberikan impresi kalau kameranya bakal berkualitas tinggi—tentu tidak luput dalam bahasan ulasan kali ini.
Alert slider juga kembali di OnePlus 11, yakni sebuah switch di sisi samping kanan atas perangkat yang membuat kamu bisa atur profil dering seperti mute dan silent secara mudah dan presisi. Dengan harga smartphone OnePlus yang sudah tidak lagi terjangkau, desain OnePlus 11 bisa berikan impresi yang sepadan bersama harga yang dipasang (mematok harga pasaran di luar negeri, ya).
Sayangnya, masih ada yang kurang. OnePlus 11 hanya punya sertifikasi IP64, alias tidak benar-benar tahan air seperti kebanyakan flagship yang sudah mengantongi sertifikasi IP68. Memang, mungkin tidak semua orang membutuhkannya. Namun dengan desain yang tidak begitu kompleks, seharusnya standar tersebut sudah bisa diberikan oleh OnePlus.
Layar
Mudahnya, bagian ini mengingatkan saya dengan OPPO Find X5 Pro. Dalam artian, layar OnePlus 11 sangat memanjakan mata baik dari panelnya yang sangat berkualitas, dalam desain premium dengan lekukan yang pas ditambah bezel tipis sehingga terasa ramping dalam genggaman. Spesifikasi layarnya memang tinggi di atas kertas.
Karena adanya lengkungan di sisi kiri dan kanan, dimensi 6,7 inci tetap terasa cukup kompak dalam satu tangan. Sementara panel 2K Super Fluid AMOLED yang digunakan oleh OnePlus 11 sudah gunakan jenis LTPO generasi ketiga, sehingga bisa lebih hemat daya karena bersifat adaptif dalam berikan refresh rate sesuai konten yang ditampilkan.
Jenis panel 10-bit membuat warna yang ditampilkan lebih kaya, dan OnePlus sebutkan “Dual Color Calibration” yang diklaim bisa berikan warna akurat termasuk dalam kondisi tingkat kecerahan tinggi. Selain dari lapisan pelindung layar bawaan pabrik, juga sudah terlapis Gorilla Glass Victus demi rasa aman pengguna.
Responsif, kaya warna, kontras tinggi, memuaskan di hampir segala aspek. Kalau ada satu poin yang bisa ditingkatkan, menurut saya ada pada tingkat kecerahannya di kondisi outdoor terutama di bawah sinar matahari langsung.
Kamera
Karena awalnya hadir sebagai smartphone yang mengutamakan performa dalam harga lebih terjangkau, kini OnePlus telah berevolusi dan naik kelas (sekaligus harga), di mana kamera kini menjadi salah satu fitur yang diunggulkan. Menjadi bagian dari OPPO, kolaborasi bersama Hasselblad ikut dibawa ke OnePlus 11, baik secara software maupun penyempurnaan hardware.
Selain tampilan antarmuka dengan shutter Hasselblad serta mode X-Pan ekstra lebar, turut hadir Hasselblad Natural Color Science (HNCS) ke semua sensor kamera yang dibawa OnePlus 11. Sensor utamanya punya resolusi 50MP, gunakan Sony IMX890 dengan OIS. Ditemani 2x telefoto Sony IMX709 32MP f/2.0 tanpa OIS, dan ultra-wide 48MP Sony IMX581 dengan autofokus, alias bisa berfungsi sebagai kamera makro.
Ketiga sensor kamera belakang OnePlus 11 dipasangkan bersama spectral color sensor yang juga diklaim membantu tingkatkan akurasi warna foto. Hasilnya? Memang warna yang dihasilkan cenderung konsisten dari ketiga sensor, dan cukup berwarna walaupun tidak berlebihan. Skin tone juga tergolong pas—hanya dalam beberapa kondisi terlihat sedikit halus atau sedikit cerah.
OnePlus 11 juga mengunggulkan kualitas portrait-nya, diklaim bisa simulasikan lensa kamera Hasselblad 30mm & 65mm. Sayangnya, sensor telefoto yang digunakan kurang optimal terutama pada kondisi indoor dan low-light. Karena dimensi sensor yang tergolong kecil, shutter tergolong lambat saat indoor sehingga baik smartphone dan objek tidak boleh banyak bergerak.
Menurut saya, akan lebih baik kalau OnePlus hanya memanfaatkan 2x zoom dari sensor utama seperti yang dilakukan oleh beberapa flagship lain sampai mid-range seperti vivo V27 5G, dan hadirkan sensor telefoto dengan zoom yang lebih jauh.
Cek hasil foto lengkap dari kamera OnePlus 11 lewat album berikut ini.
Untuk perekaman video, OnePlus 11 sudah mendukung resolusi maksimum 8K 24fps atau 4K 30/60fps dari sensor utamanya. Fitur perekaman videonya kurang lebih serupa dengan apa yang flagship OPPO tawarkan. Meski tanpa MariSilicon X, kemampuannya untuk membuat footage lebih cerah dalam kondisi low-light cukup bisa diapresiasi. Stabilisasinya pun tergolong baik ketika gunakan sensor ultra-wide maupun sensor utama.
Fitur
Sudah lama sekali saya tidak melihat atau menjajal sebuah smartphone dengan tampilan antarmuka OxygenOS. Dan OxygenOS pada OnePlus 11 terlihat berbeda, sekaligus familiar. Berbeda, karena menurut saya sudah tidak sepolos beberapa generasi OnePlus awal. Sementara saya bilang familiar karena sekarang sangat mirip dengan ColorOS.
Bisa dibilang, tampilan antarmukanya seperti ColorOS yang sedikit dibuat lebih clean, atau setidaknya itu impresi yang saya rasakan. Fitur-fiturnya tetap sangat lengkap, dengan notifikasi yang juga masih sedikit menyebalkan (dengan gestur swipe yang tidak sesimpel UI lainnya untuk menghapus notifikasi). OnePlus memberikan pilihan kustomisasi sampai tingkat live wallpaper yang membuat tampilan layarnya jadi sangat mewah.
Menjalankan Android 13, OnePlus 11 dijanjikan bakal mendapat 4 versi OS dan 5 tahun pembaruan keamanan rutin. Fitur lainnya seperti vibration motor, output speaker stereo, sampai sensor sidik jari in-display-nya sudah setara flagship lainnya. Keluaran suara dari lubang earpiece atas dan speaker bawah terdengar cukup berimbang. Ditambah dengan layarnya yang memuaskan, jadi makin nyaman untuk konsumsi multimedia langsung dari OnePlus 11.
Performa
Walaupun sudah diresmikan sejak awal tahun, spesifikasi OnePlus 11 sudah menggunakan racikan terbaik untuk hadir sebagai flagship dengan performa maksimal. Tidak lain karena kombinasi chipset Snapdragon 8 Gen 2, RAM lega berjenis LPDDR5X, dan penyimpanan berjenis UFS 4.0. Ditambah dengan penyempurnaan berbasis software seperti RAM-Vita dan dukungan AI untuk prioritaskan aplikasi di dalamnya.
Semua aplikasi harian yang saya jalankan bisa dilibas dengan sangat baik, dengan frame rate tinggi yang stabil di beberapa aplikasi pihak ketiga sekalipun. Bermain game di smartphone ini juga tentunya nyaman, dipasangkan dengan “Cryo-velocity VC Cooling” yang diklaim berikan penyebaran panas 92% lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya. Walaupun tidak menggunakan case, OnePlus 11 jarang terasa panas. Masih relatif sedikit lebih dingin dari Galaxy S23 Ultra.
Bagian ini memang tidak pernah saya ragukan—beberapa tahun lalu, saya sempat menggunakan OnePlus 3/3T dengan kapasitas RAM ekstra besar yang membuat saya bisa multitasking jauh lebih cepat dan mengerjakan beberapa hal yang juga lebih cepat. OnePlus 11 hadir secara tepat dengan chipset Qualcomm satu ini, karena selain performanya yang kencang nan stabil, juga bisa berikan daya tahan baterai yang optimal.
Baterai
OnePlus memang bukanlah sebuah smartphone yang diperkenalkan dengan keunggulan khusus pada baterainya. Kapasitasnya pun bukan yang paling besar seperti smartphone gaming flagship, misalnya, “hanya” 5,000 mAh. Namun selama penggunaan, saya selalu terkesima dengan daya tahannya.
Ketika saya gunakan secara intensif, saya benar-benar tidak perlu takut bila dayanya akan habis sebelum jam tidur. Screen on-time masih tergolong standar di 5-6 jam, namun yang menjadi bintang menurut saya, adalah standby time. Ada waktu di mana saya jadikan OnePlus 11 sebagai perangkat sekunder, murni untuk WhatsApp dan hotspot saja.
Hasilnya? Saya hanya perlu isi daya 2-3 hari sekali. Kombinasi yang mantap dengan chipset dan layar hemat daya. Saat baterai hampir habis, charger 100W yang sudah termasuk dalam paket penjualan, bisa menambah daya 50% hanya dalam kisaran waktu 10 menit. Ingin isi daya penuh? Cukup kurang lebih 25 menit saja. Sangat cepat, tetapi ada yang saya keluhkan.
Dengan desain yang sudah se-premium ini, dan harga yang sudah tidak lagi murah seperti generasi awal, sayangnya OnePlus 11 masih belum didukung teknologi wireless charging. Sementara kompetitor seperti Xiaomi dan ASUS bisa bawa teknologi tersebut lewat flagship mereka yang dijual lebih murah.
Kesimpulan
Terlepas dari jadi atau tidaknya hadir secara resmi di Indonesia, OnePlus 11 bisa menjadi opsi yang menarik dari semua flagship yang sudah hadir sepanjang semester awal 2023. Dengan banderol harga yang sedikit lebih terjangkau dari, semisal, Galaxy S23 Ultra maupun iPhone 14 Pro, ada beberapa keunggulan menarik yang ditawarkan.
Pengalaman kamera yang cukup solid, performa yang juga solid, desain stylish dan berbeda, serta baterai yang juga bisa diandalkan. Bisa isi daya sangat cepat, sayangnya tidak mendukung wireless charger. Yang menentukan layak atau tidaknya untuk dibeli adalah harga.
Bila memang kelak OnePlus 11 hadir dengan banderol harga setara dengan Galaxy S23 Series (atau Gizmo friends membelinya secara non-resmi dalam banderol harga setara), rasanya akan lebih baik untuk membeli flagship resmi yang juga punya kombinasi hardware berkualitas. Mungkin tidak punya 100W charging, namun punya “fitur esensial flagship” lainnya seperti IP68 dan wireless charging.
Spesifikasi OnePlus 11
General
Device Type | Smartphone |
Model / Series | OnePlus 11 |
Released | 04 January, 2023 |
Status | Coming Soon |
Price | 3599 MYR (Malaysia) |
Platform
Chipset | Qualcomm SM8550-AB Snapdragon 8 Gen 2 (4 nm) |
CPU | Octa-core (1x3.2 GHz Cortex-X3 & 2x2.8 GHz Cortex-A715 & 2x2.8 GHz Cortex-A710 & 3x2.0 GHz Cortex-A510) |
GPU | Adreno 740 |
RAM (Memory) | 12GB (LPDDR5X) |
Storage | 256GB UFS 4 |
Operating System | Android 13 |
User Interface | OxygenOS 13 |
Design
Dimensions | 163.1 x 74.1 x 8.5 mm |
Weight | 205 gram |
Design Features | Glass front (Gorilla Glass Victus) Glass back (Gorilla Glass 5) Aluminum frame Colours: Titan Black, Eternal Green IP64 |
Battery | Li-Po 5000 mAh, non-removable Fast charging 100W, 50% in 10 mins |
Display
Screen Type | LTPO3 AMOLED capacitive touchscreen, 1B colors |
Size and Resolution | 6.7", QHD+ 3216x1440 pixels (525 ppi) |
Touch Screen | Capacitive Touchscreen |
Features | 120Hz refresh rate 1000Hz touch sampling rate 01 Ultra Vision Engine Natural tone display HDR10+ 1300 nits (max) |
Network
Network Frequency | GSM / HSPA / LTE / 5G |
SIM | Dual-SIM |
Data Speed | HSPA 42.2/5.76 Mbps, LTE-A, 5G |
Camera
Multi Camera | Yes (Rear) |
Rear | 50 MP, f/1.8, 24mm (wide), 1/1.56-inch, 1.0µm, multi-directional PDAF, OIS; 32 MP, f/2.0, 48mm (telephoto), 1/2.74-inch, PDAF, 2x optical zoom; 48 MP, f/2.2, 115-degree, (ultrawide), 1/2.0-inch, AF |
Front | 16 MP, f/2.5, 25mm (wide), 1.0µm |
Flash | Yes |
Video | Front Camera: 1080P/720P@30fps; Rear Camera: 8K 24fps, 4K@30/60fps, 1080p@30/60/240fps; gyro-EIS; HDR, 10‑bit video |
Camera Features | AI Highlight Video Ultra Steady Video Hasselblad Color Calibration X Pan Mode |
Connectivity
Wi-fi | Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac/6, dual-band, Wi-Fi Direct, hotspot |
Bluetooth | 5.3, A2DP, LE, aptX HD |
USB | USB Type-C 2.0, USB On-The-Go |
GPS | Yes, with A-GPS, GLONASS, GALILEO, BDS |
HDMI | No |
Wireless Charging | No |
NFC | |
Infrared | No |
Smartphone Features
Multimedia Features | - Three finger translate with Google - Gaming shortcut mode - Bullet screen message - Alert slider |
FM Radio | No |
Web Browser | HTML 5 |
Messaging | SMS, MMS, Online |
Sensors | Fingerprint (under display, optical), accelerometer, gyro, proximity, compass, color spectrum |
Artikel berjudul Review OnePlus 11: Jauh Lebih Matang, Masih dalam Bayangan yang ditulis oleh Prasetyo Herfianto pertama kali tampil di Gizmologi
from Gizmologi https://ift.tt/MLagQSf
via IFTTT
0 Komentar